Tips Menghadapi Kakak Beradik yang Suka Bertengkar, Mom Harus Terapkan 5 Hal Ini!
- Freepik
Lifestyle –Pertengkaran antar kakak beradik merupakan hal yang umum terjadi di dalam keluarga. Meski sering dianggap sebagai dinamika yang wajar dalam proses tumbuh kembang anak, konflik yang berulang dan tidak dikelola dengan baik dapat memicu dampak negatif pada hubungan saudara dalam jangka panjang.Â
Dalam konteks parenting, orang tua memiliki peran penting untuk menjadi fasilitator perdamaian sekaligus pembimbing emosi anak-anak mereka. Melalui pola asuh yang tepat, pertengkaran tersebut dapat diubah menjadi sarana pembelajaran penting bagi anak dalam hal menyelesaikan konflik, mengelola emosi, dan menumbuhkan empati.
Penyebab Umum Kakak Adik Sering Bertengkar
Sebelum membahas solusi, penting bagi orang tua untuk memahami akar permasalahan. Berikut beberapa penyebab umum yang sering menjadi pemicu pertengkaran antar saudara:
Perbedaan Usia dan Tingkat Kedewasaan
Anak-anak yang memiliki jarak usia cukup jauh cenderung memiliki kebutuhan, gaya komunikasi, dan pemahaman yang berbeda. Hal ini kerap menimbulkan kesalahpahaman atau rasa frustrasi, terutama jika yang lebih tua merasa terganggu oleh perilaku adik yang belum bisa diajak bekerja sama secara matang.
Persaingan dalam Memperebutkan Perhatian Orang Tua
Anak-anak secara naluriah ingin menjadi pusat perhatian. Ketika salah satu anak merasa kurang diperhatikan, ia bisa menunjukkan perilaku negatif sebagai bentuk protes, termasuk bertengkar dengan saudaranya.
Rasa Cemburu atau Iri
Ketidakseimbangan dalam pemberian hadiah, pujian, atau waktu berkualitas dapat menumbuhkan rasa iri di antara anak. Hal ini seringkali menjadi akar konflik yang berlangsung lama.
Keinginan Menunjukkan Dominasi
Beberapa anak memiliki sifat kompetitif yang tinggi dan ingin merasa lebih unggul dari saudaranya. Jika tidak diarahkan dengan baik, keinginan ini dapat memicu perseteruan yang berulang.
Dampak Negatif Jika Pertengkaran Dibiarkan
Jika pertengkaran antar kakak beradik tidak ditangani secara konstruktif, dampaknya tidak hanya bersifat jangka pendek. Anak dapat mengalami gangguan emosional, tumbuh menjadi pribadi yang agresif atau pasif, dan membawa luka psikologis hingga dewasa. Hubungan antar saudara yang renggang sejak kecil pun berisiko memengaruhi hubungan sosial mereka di luar keluarga. Oleh karena itu, intervensi orang tua melalui pola asuh yang bijak menjadi kunci dalam mengurangi frekuensi dan intensitas pertengkaran.
5 Tips Efektif Menghadapi Kakak Beradik yang Sering Bertengkar
Berikut adalah lima strategi dalam pola asuh anak yang bisa diterapkan oleh orang tua untuk menghadapi dan mengelola pertengkaran antar saudara secara efektif:
1. Tetap Tenang dan Netral
Sikap pertama yang perlu diterapkan orang tua adalah menjaga ketenangan. Jangan terburu-buru memihak atau menyalahkan salah satu anak tanpa mendengar penjelasan dari kedua belah pihak. Menjadi pendengar yang objektif membuat anak merasa diperlakukan adil dan lebih terbuka dalam menyampaikan perasaannya.
2. Ajarkan Anak Mengungkapkan Emosi Secara Positif
Parenting modern mendorong orang tua untuk membantu anak mengenali dan mengekspresikan emosinya dengan cara yang sehat. Ajarkan anak untuk menyampaikan rasa marah atau kecewa dengan kata-kata, bukan dengan teriakan atau tindakan fisik. Gunakan momen setelah pertengkaran sebagai waktu refleksi dan edukasi emosional.
3. Terapkan Aturan dan Konsekuensi Secara Konsisten
Buatlah aturan keluarga yang jelas mengenai perilaku yang tidak boleh dilakukan, seperti memukul, berteriak, atau merusak barang. Jelaskan pula konsekuensi logis yang akan diterima jika aturan tersebut dilanggar. Konsistensi dalam menerapkan konsekuensi akan mengajarkan anak tentang tanggung jawab atas tindakan mereka.
4. Luangkan Waktu Berkualitas dengan Masing-Masing Anak
Memberi waktu secara individual kepada setiap anak merupakan bentuk nyata kasih sayang dan perhatian. Dengan begitu, anak merasa dihargai secara pribadi dan tidak perlu bersaing demi mendapatkan perhatian orang tua. Kegiatan seperti membaca bersama, berjalan-jalan berdua, atau sekadar mengobrol santai dapat memperkuat ikatan emosional.
5. Dorong Kerja Sama dan Empati Antar Saudara
Libatkan anak dalam aktivitas yang memerlukan kerja sama, seperti bermain permainan tim, menyusun puzzle bersama, atau menyelesaikan tugas rumah tangga secara berpasangan. Selain mempererat hubungan, kegiatan ini membantu anak belajar memahami sudut pandang saudaranya dan menumbuhkan empati.