Ketika Orang Tua Punya Inner Child yang Belum Pulih, Apa Dampaknya pada Anak?

Ilustrasi inner child
Sumber :
  • Freepik

Tantangan utama bagi mereka adalah tekanan hidup modern yang kompleks, minimnya dukungan sosial, serta stigma yang masih melekat pada terapi dan proses healing. Banyak yang hanya menjalani self-healing secara permukaan melalui konten media sosial tanpa pendampingan profesional yang memadai. Kondisi ini menyebabkan inner child yang terluka tetap bertahan dan berpotensi mengganggu pola parenting yang diharapkan.

Kata Ahli: Kenapa Self-awareness Tidak Cukup?

Cara Membiasakan Anak Tidur Sendiri Sejak Usia 2 Tahun

Psikolog keluarga menegaskan bahwa sekadar menyadari adanya inner child yang terluka tidak cukup untuk mengatasi dampaknya pada parenting. Proses penyembuhan yang efektif membutuhkan terapi yang mendalam, refleksi diri secara berkelanjutan, dan perubahan praktik sehari-hari dalam pola asuh. Tanpa upaya tersebut, kesadaran semata bisa berujung pada perasaan bersalah yang tidak konstruktif.

Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua untuk Pulih?

Proses pemulihan inner child adalah langkah penting yang harus ditempuh oleh setiap orang tua demi menciptakan pola parenting yang sehat. Beberapa cara yang direkomendasikan oleh para ahli meliputi:

  1. Mengikuti sesi konseling atau terapi psikologis guna membongkar dan menyembuhkan trauma masa lalu.
  2. Melakukan jurnal refleksi terkait pengalaman dan pola asuh yang dihadapi.
  3. Mempelajari teknik regulasi emosi seperti mindfulness dan pernapasan sadar untuk mengelola stres.
  4. Membangun sistem pendukung yang positif, termasuk komunitas orang tua yang sehat secara emosional.
10 Cara Mengajarkan Anak Menabung, Pintar Kelola Uang Sejak Dini

Dengan membedakan antara inner child dan anak yang sedang dibesarkan saat ini, orang tua dapat menghindari pengulangan trauma dan menghadirkan parenting yang lebih adaptif dan penuh kasih.