Anak Kolokan dan Susah Ditinggal di Sekolah? Moms Wajib Tahu, Begini Cara Bijak Menghadapinya!

Ilustrasi anak SD
Sumber :
  • Shuttershock

LifestyleHari pertama anak masuk sekolah seringkali jadi momen emosional, bukan hanya bagi si kecil tapi juga bagi orang tua. Tak jarang, anak menangis, merengek, bahkan memeluk erat orang tuanya sambil enggan dilepas ke dalam kelas. 

5 Kalimat Jujur Anak yang Sering Bikin Orang Tua Kena Mental

 

Jika Anda pernah atau sedang mengalaminya, kemungkinan besar Anda sedang berhadapan dengan anak kolokan.

Benarkah Atlantis Ada di Sini? Buku Ini Bikin Anak Jadi Detektif Sejarah Nusantara

 

Kolokan bukan berarti anak Anda manja atau nakal. Dalam banyak kasus, ini adalah bentuk ekspresi ketergantungan emosional terhadap orang tua yang belum terkelola dengan baik. 

Kenapa Ibu Lebih Sering Bertengkar Sama Anak Perempuannya Dibanding Anak Laki-laki? Ini Jawabannya!

 

Terutama saat anak belum terbiasa berinteraksi di lingkungan baru, seperti sekolah. Lantas, bagaimana cara menghadapinya? Berikut adalah beberapa cara efektif dan bijak yang bisa Anda lakukan untuk membantu anak yang kolokan, terutama saat memasuki masa sekolah.

 

1. Kenalkan Sekolah Sejak Dini

 

Sebelum hari pertama sekolah tiba, ajak anak mengunjungi lingkungan sekolah terlebih dahulu. Biarkan ia mengenal ruang kelas, taman bermain, dan bahkan guru yang akan mengajarnya. Semakin familiar tempat tersebut bagi anak, semakin kecil kemungkinan munculnya kecemasan berlebihan.

 

2. Latih Kemandirian Sedikit demi Sedikit

 

Anak yang terbiasa bergantung pada orang tua perlu dilatih mandiri secara perlahan. Mulai dari membiasakan makan sendiri, memakai sepatu sendiri, atau bermain tanpa ditemani. Ini akan membangun rasa percaya diri dan mengurangi ketergantungan berlebih.

 

3. Jangan Langsung Melabeli “Kolokan”

 

Hindari menyebut anak sebagai “kolokan” di hadapan orang lain, apalagi di depan anak itu sendiri. Label tersebut bisa membentuk identitas negatif dalam dirinya dan justru memperparah perilaku ketergantungan.

 

4. Berikan Waktu Adaptasi

 

Setiap anak memiliki kecepatan adaptasi yang berbeda. Ada yang langsung ceria di hari pertama sekolah, ada pula yang butuh waktu berminggu-minggu. Sabar adalah kunci. Jangan memaksa anak untuk langsung berpisah jika ia belum siap secara emosional.

 

5. Buat Rutinitas Pagi yang Menyenangkan

 

Pagi hari sebelum sekolah bisa menjadi momen krusial. Hindari terburu-buru atau membentak anak saat bersiap-siap. Buat suasana tenang dan menyenangkan agar mood anak lebih stabil saat sampai di sekolah.

 

6. Tinggal Sebentar, Lalu Pergi dengan Tegas

 

Jika anak menangis saat ditinggal, Anda bisa menemaninya sebentar di awal, lalu berpamitan secara tegas tapi hangat. Jangan menyerah saat anak memohon Anda untuk tinggal lebih lama. Konsistensi sangat penting dalam proses transisi ini.

 

7. Berikan Pelukan dan Ucapan Positif

 

Peluk anak sebelum berpisah dan ucapkan kalimat positif seperti, “Ibu percaya kamu bisa,” atau “Nanti Ibu jemput, ya.” Hal ini dapat memberikan rasa aman dan kepercayaan diri pada anak bahwa ia akan baik-baik saja.

 

8. Jangan Langsung Menyerah dan Menjemput

 

Jika anak menangis terus-menerus setelah Anda tinggalkan, percayakan dulu pada guru untuk menanganinya. Jangan langsung kembali dan menjemput karena ini bisa memperkuat persepsi anak bahwa menangis adalah cara efektif untuk “memanggil” orang tua.

 

9. Berkomunikasi dengan Guru

 

Libatkan guru dalam proses adaptasi anak. Sampaikan kekhawatiran Anda, pola asuh di rumah, dan minta guru memberi kabar perkembangan anak di sekolah. Kolaborasi ini sangat membantu membangun kenyamanan anak.

 

10. Rayakan Kemajuan Kecil

 

Apapun kemajuan yang ditunjukkan anak, sekecil apa pun, beri apresiasi. Misalnya, hari ini ia tidak menangis saat masuk kelas, atau mau bermain dengan teman. Pujian dan pengakuan positif akan memperkuat rasa percaya dirinya.

 

Menghadapi anak kolokan saat mulai masuk sekolah memang membutuhkan kesabaran ekstra, tapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Kuncinya adalah konsistensi, komunikasi, dan empati. 

 

Dengan pendekatan yang tepat, anak akan belajar bahwa berpisah sejenak dengan orang tua bukanlah hal menakutkan, melainkan langkah penting menuju kemandirian. Selamat menyambut tahun ajaran baru, dan semoga si kecil bisa melewatinya dengan senyum ceria!