Waspada Penyakit Pada Anak yang Muncul Pasca Banjir, Hindari Hal Ini
- Pixabay
ISPA juga sering terjadi setelah banjir karena udara yang lembap dan paparan air dingin dapat melemahkan daya tahan tubuh anak. Selain itu, banjir sering kali memicu penyebaran virus pernapasan melalui tetesan air (droplet) di lingkungan yang padat, seperti tempat pengungsian.
Gejala ISPA pada anak meliputi batuk, pilek, demam, kesulitan bernapas, dan nyeri tenggorokan. Orang tua perlu memastikan anak tetap hangat dan menghindari paparan asap atau debu yang dapat memperburuk kondisi pernapasan.
3. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang biasanya menyebar melalui air yang terkontaminasi urin hewan, seperti tikus. Anak-anak yang bermain di genangan air banjir atau bersentuhan dengan tanah yang terkontaminasi berisiko tinggi tertular penyakit ini. Gejala leptospirosis meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan kadang-kadang muntah atau ruam kulit.
Dalam kasus yang parah, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal atau hati jika tidak segera ditangani. Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), leptospirosis sering meningkat di daerah tropis pasca banjir, termasuk di Indonesia.
4. Penyakit Kulit
Genangan air yang kotor dapat menyebabkan infeksi kulit, seperti dermatitis atau infeksi jamur. Anak-anak yang terpapar air banjir dalam waktu lama rentan mengalami gatal-gatal, kemerahan, atau luka pada kulit.