Negara-negara dengan Tren Childfree Tinggi dan Dampaknya pada Demografi
- Pixabay
Pada 2023, populasi Jepang menyusut menjadi 121,6 juta, turun 861.000 dari tahun sebelumnya. Situasi serupa terjadi di Korea Selatan, dengan kelahiran 2023 hanya 230.000, turun 7,7% dari 2022.
Penuaan populasi menyebabkan rasio ketergantungan (dependency ratio) meningkat, di mana pekerja usia produktif harus mendukung lebih banyak lansia. Ini membebani sistem pensiun dan layanan kesehatan. Di Jepang, krisis tenaga kerja telah muncul karena kurangnya pekerja muda, menghambat pertumbuhan ekonomi.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Penurunan TFR akibat childfree berdampak pada ekonomi. Menurut World Economic Forum, penuaan populasi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi karena berkurangnya tenaga kerja dan konsumsi.
Jepang mengalami stagnasi ekonomi selama tiga dekade, sebagian karena rendahnya kelahiran. Korea Selatan menghabiskan Rp4.456 triliun selama 20 tahun untuk insentif kelahiran, namun TFR tetap rendah.
Secara sosial, childfree dapat mengubah struktur keluarga. Di negara-negara Barat, komunitas childfree seperti We Are Childfree dan Childfree Connection menunjukkan bahwa individu tetap menjalin hubungan erat dengan keluarga besar tanpa anak. Namun, di Asia Timur, di mana keluarga tradisional masih dihargai, pilihan ini sering memicu stigma.