Hati-Hati Orang yang Terlihat Religius, Ternyata Bisa Merebut Pasanganmu! Kenali Ciri Pelakor Syariah

Ilustrasi perselingkuhan
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Di dunia yang serba visual dan cepat menilai dari tampilan luar, tak sedikit orang yang tertipu dengan kesan 'orang baik' dan 'agamis' yang ditampilkan seseorang. Pakaian longgar, kalimat penuh hikmah, atau rajin ikut kegiatan keagamaan, semuanya bisa menciptakan kesan bahwa orang tersebut pasti baik dan bisa dipercaya.

Apakah Kebiasaan Selingkuh Bisa Menurun ke Anak? Orang Tua Harus Tahu Hal Ini

 

Namun, apa jadinya jika di balik semua itu, tersimpan niat yang licik? Tak sedikit cerita di masyarakat, bahkan viral di media sosial, tentang orang yang terlihat sangat religius justru menjadi perebut pasangan orang lain. Mengejutkan, bukan?

Selingkuh Bukan Soal Penampilan, Lantas Apa yang Dicari Sebenarnya?

 

Fenomena ini bukan sekadar gosip. Ada aspek psikologis dan relasional yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Dan kali ini, kita akan membahas tuntas kenapa topeng religius bisa menyembunyikan niat buruk, serta bagaimana melindungi hubungan dari 'serigala berbaju domba'.

Kenapa Pacar yang Terlihat Sempurna Bisa Selingkuh? Ini Penjelasan Ahli Psikologi!

Pertama mari kita bahas alasan mengapa orang yang tampak religius bisa merebut pasangan orang lain.  Ya, ternyata tampak religius bukan jaminan hati yang bersih. Psikolog klinis asal AS yang banyak menulis tentang dinamika relasi,  Dr. Harriet Lernermenyebutkan bahwa semakin seseorang menampilkan citra moral tinggi, terkadang justru semakin besar dorongan untuk menyembunyikan sisi gelap dalam dirinya.

 

Fenomena ini disebut moral licensing, yaitu ketika seseorang merasa pantas melanggar aturan moral karena sebelumnya telah dianggap 'berbuat baik'. Contohnya, seseorang yang aktif dalam kegiatan rohani bisa merasa 'berhak' melakukan pelanggaran kecil tanpa rasa bersalah, karena ia merasa sudah banyak berbuat amal.

 

Terapis pernikahan terkenal dunia, Esther Perel juga menyatakan bahwa perselingkuhan bukan semata tentang cinta.

"Perselingkuhan tidak selalu tentang mencari orang lain, tetapi mencari versi lain dari diri Anda. Terkadang, ini tentang kekuatan dan validasi," kata dia.

Dengan kata lain, bisa jadi orang tersebut merasa superior secara moral, lalu menggunakan status 'relijius' untuk mendapatkan validasi emosional dari pasangan orang lain.

 

Tak bisa dimungkiri, seseorang yang religius sering kali dianggap:

 

  • Lebih dewasa secara emosional

  • Dapat dipercaya

  • Bijak dan stabil secara spiritual

 

Ini membuatnya tampak ideal sebagai sosok pasangan. Sayangnya, persepsi ini bisa menjadi alat manipulasi. Orang semacam ini tahu cara berbicara halus, menampilkan empati berbalut nilai-nilai agama, dan secara perlahan membangun kedekatan dengan pasangan orang lain.

 

Kedekatan itu awalnya bisa terlihat polos, sekadar memberi nasihat, mendampingi dalam proses spiritual. Tapi jika tak hati-hati, relasi bisa berubah jadi personal, emosional, dan akhirnya melanggar batas.

 

Berikut adalah tanda-tanda yang perlu diwaspadai:

 

  1. Sering menjalin komunikasi pribadi dengan lawan jenis atas nama “bimbingan” spiritual.

  2. Mengangkat topik-topik sensitif atau emosional dalam suasana ibadah atau konseling agama.

  3. Memberi pembenaran spiritual untuk keterikatan emosional: “Kita ditakdirkan”, “Kamu butuh sosok seperti saya.”

  4. Membandingkan dirinya dengan pasangan asli secara halus, untuk membentuk citra lebih baik.

  5. Merendahkan pasangan sah secara tersirat, seperti menyebut kurang sabar, tidak dewasa, atau kurang religius.

 

 

Mengapa Pasangan Bisa Tergoda Sosok Religius?

 

1. Ilusi Rasa Aman

 

Orang religius terlihat stabil dan tidak mengancam. Mereka memberikan kesan 'tidak mungkin macam-macam', sehingga membuat orang lain menurunkan kewaspadaan.

 

2. Spiritual Chemistry

 

Kedekatan yang dibungkus kegiatan spiritual menciptakan ikatan emosional yang terasa 'suci'. Tapi sesungguhnya, ini bisa jadi bentuk kedekatan yang tidak sehat, apalagi jika sudah mulai melibatkan rahasia, pesan pribadi, dan intensitas tinggi.

 

3. Kekosongan Emosional dalam Hubungan

 

Jika pasangan merasa tidak dimengerti atau kurang diperhatikan, maka kehadiran seseorang yang tampak memahami dan membimbingnya secara spiritual bisa terasa sangat mengisi. Dari sinilah titik awal pengkhianatan emosional terbentuk.

 

Psikolog kenamaan dan peneliti pernikahan selama lebih dari 40 tahun, Dr. John Gottman mengatakan bahwa perselingkuhan tidak dimulai di ranjang. Melainkan dimulai di percakapan, saat dua orang mulai berbagi hal pribadi tanpa kehadiran pasangan masing-masing.

 

 

Tips Melindungi Hubungan dari Sosok Bermuka Suci

 

  1. Bangun komunikasi terbuka dan jujur dengan pasangan.
    Jangan biarkan masalah kecil menumpuk tanpa disampaikan. Sering-sering bicarakan perasaan masing-masing.

  2. Buat batasan sehat dalam relasi spiritual.
    Jangan mudah membiarkan pasangan mendapat “bimbingan” pribadi tanpa kehadiranmu. Spiritualitas sehat dibangun bersama, bukan sembunyi-sembunyi.

  3. Waspadai komunikasi yang terlalu sering dan personal.
    Jika pasangan sering curhat ke satu orang tertentu (meski tampak agamis), perhatikan frekuensi, waktu, dan isi pesannya.

  4. Perkuat bonding secara spiritual bersama pasangan.
    Ikut pengajian, konseling pranikah, atau diskusi agama bersama bisa mempererat dan meminimalisir masuknya pihak ketiga.

 

Penampilan luar bisa sangat menipu. Seseorang bisa tampak paling saleh, paling tenang, paling suci, tapi tetap bisa memiliki niat buruk dan menyakiti orang lain. Jangan buta hanya karena jubah religius atau kalimat-kalimat spiritual yang menawan. Terpenting adalah karakter, akhlak, dan konsistensi dalam memperlakukan sesama. Jadi, berhati-hatilah, jangan mudah percaya dan yang pasti, jagalah hubunganmu dengan komunikasi, kepercayaan, dan kesadaran emosional bersama.