Pengangguran Meningkat, Siswa SMA/SMK Bakal Dibekali Kesiapan Kerja dan Keterampilan Berbisnis

Ilustrasi Lulusan SMA/SMK
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Tingginya angka pengangguran di kalangan anak muda menjadi tantangan serius di Indonesia. Menjawab tantangan tersebut, fase kedua Zurich Entrepreneurship Program (ZEP), diluncurkan.

Tren Pasar Global Meningkat, Platform Kripto Alami Kemajuan

Program ini menyasar ribuan siswa SMA dan SMK di Indonesia untuk membekali mereka dengan keterampilan bisnis, keuangan, dan kesiapan kerja hingga tahun 2028. Berikut lima fakta menarik tentang program edukasi kewirausahaan ini:

 

Mengenal Kemiskinan Struktural, Penyebab Orang Tetap Miskin Meski Sudah Kerja Keras

 

 

7 Kebiasaan Orang Kaya Mengelola Keuangan yang Jarang Diketahui, Pantas Hartanya Selalu Bertambah!

1. Menjangkau 16.900 siswa di tujuh kota besar

 

Fase kedua ZEP menargetkan lebih dari 16.900 siswa dari 105 SMA dan SMK yang tersebar di tujuh wilayah: Jakarta, Bandung, Surabaya, Sidoarjo, Semarang, Yogyakarta, dan Denpasar. Skala ini jauh lebih besar dibanding fase pertama yang telah berjalan sejak 2021.

 

 

2. Belajar bisnis dari nol hingga jalankan usaha

 

Dalam program ini, siswa tidak hanya belajar teori kewirausahaan, tetapi juga langsung mendirikan dan mengelola usaha mikro di sekolah. Mulai dari menyusun ide, merancang rencana bisnis, hingga menjalankannya. Cara ini membuat mereka merasakan proses nyata sebagai pelaku usaha sekaligus melatih kemampuan berpikir kritis dan problem solving.

 

 

3. Bekal keuangan dan kesiapan kerja

 

Selain kewirausahaan, siswa juga dibekali pelatihan literasi finansial, seperti manajemen risiko dan investasi. Tak hanya itu, ada juga materi kesiapan kerja yang fokus pada kepemimpinan, kerja tim, hingga pengelolaan sumber daya.

 

 

“Zurich Indonesia percaya keterampilan kewirausahaan dan literasi keuangan adalah bekal penting bagi generasi muda untuk meraih masa depan yang lebih baik,” ujar Edhi Tjahja Negara, Country 

 

Manager Zurich Indonesia, dalam keterangannya, dikutip Minggu 14 September 2025.

 

 

4. Guru dilatih jadi motor penggerak

 

Tidak hanya siswa, guru juga dilibatkan sebagai fasilitator utama. Mereka mendapat pelatihan untuk mengintegrasikan modul kewirausahaan ke dalam kelas, sehingga pembelajaran bisa terus berlanjut meski program selesai.

 

 

Menurut Robert Gardiner, Academic Advisor and Operations Counsel Prestasi Junior Indonesia, pendekatan ini penting untuk membekali tenaga pendidik dengan kapasitas baru serta memastikan keberlanjutan program di sekolah.

 

“Dengan melibatkan guru sebagai motor penggerak, program ini mampu menjangkau lebih banyak siswa sekaligus membekali tenaga pendidik dengan kapasitas baru. PJI berkomitmen untuk terus mendampingi sekolah dalam mengadopsi praktik pembelajaran modern yang mendorong kreativitas, inovasi, dan kesiapan kerja generasi muda,” kata Robert.

 

5. Didukung mentor profesional dan kolaborasi lintas sektor

 

Zurich Indonesia juga menurunkan sukarelawan dari kalangan profesional sebagai mentor siswa. Mereka berbagi pengalaman nyata dari dunia kerja agar pembelajaran lebih relevan dan inspiratif.

 

 

“Dengan menggandeng berbagai sektor, kami menciptakan perubahan yang berkelanjutan dan membangun ekosistem untuk mendukung generasi muda mencapai potensi mereka,” kata Adriana Poglia, Head of Enabling Social Equity Z Zurich Foundation.

 

 

Sejak diluncurkan pada 2021, Zurich Entrepreneurship Program telah menjangkau 9.700 siswa dari 50 sekolah di 14 kota. Dengan fase kedua ini, program diharapkan menjadi wadah strategis untuk melahirkan generasi muda yang mandiri, kreatif, dan siap berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.