Flexing di Media Sosial Bikin Dompet Kering? Begini Penjelasan Lengkapnya
- Antara
Lifestyle – Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial bukan hanya menjadi wadah untuk berbagi momen, tetapi juga arena untuk menunjukkan status sosial. Fenomena flexing, atau pamer kekayaan, semakin marak di platform populer seperti Instagram, TikTok, hingga YouTube.
Mulai dari unboxing barang mewah, liburan ke luar negeri, hingga memamerkan saldo rekening, konten semacam ini kerap mendapat atensi besar. Mirisnya, banyak yang tidak menyadari aksi flexing seringkali mendorong orang lain untuk meniru gaya hidup serupa sekalipun harus mengorbankan kondisi keuangan pribadi.
Flexing seakan menjadi standar baru dalam pergaulan digital. Banyak orang merasa harus tampil memukau agar diakui dalam lingkaran sosialnya. Bak dua sisi mata uang, tren ini dapat menjadi jebakan finansial yang membuat pengeluaran yang jauh melampaui kemampuannya.
Pamer Kekayaan dan Efek Psikologis
Tidak bisa dimungkiri, media sosial memengaruhi cara pandang seseorang terhadap gaya hidup. Konten pamer barang mewah memberi ilusi bahwa kebahagiaan identik dengan kepemilikan materi.
Efek psikologisnya adalah banyak orang merasa insecure ketika melihat teman atau figur publik mengunggah pencapaian finansial. Akibatnya, mereka terdorong untuk ikut membeli barang serupa demi gengsi, bukan kebutuhan.
Fenomena ini sejalan dengan konsep social comparison theory, di mana individu cenderung membandingkan diri dengan orang lain. Ketika perbandingan tersebut melibatkan aspek finansial, rasa iri dan tekanan sosial bisa berujung pada perilaku konsumtif yang tidak sehat.