5 Alasan Paylater Bisa Membuat Anda Terjebak Utang, Waspadai Jebakan Manisnya!
- Freepik
Lifestyle – Di era serba digital, metode pembayaran Paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) semakin populer di Indonesia. Layanan ini memungkinkan Anda membeli barang atau layanan sekarang dan membayarnya nanti dengan cicilan.
Sekilas, ini terlihat praktis dan memudahkan, terutama ketika gaji belum turun atau ada kebutuhan mendesak. Namun, di balik kemudahannya, Paylater menyimpan risiko yang tak bisa diremehkan.
Banyak penelitian dan laporan menunjukkan bahwa Paylater dapat mendorong perilaku konsumtif dan memicu masalah keuangan. Alasannya bukan hanya karena bunga atau biaya tambahan, tetapi juga faktor psikologis dan kebiasaan belanja yang berubah.
Jika tidak digunakan secara bijak, layanan ini justru bisa menjadi pintu masuk menuju jeratan utang jangka panjang. Berikut lima alasan mengapa Paylater bisa membuat Anda terjebak utang.
1. Ilusi Terjangkau yang Memicu Boros
Salah satu daya tarik utama Paylater adalah cicilan kecil yang tampak ringan. Harga yang dibagi menjadi beberapa kali bayar sering kali memberi ilusi bahwa barang tersebut terjangkau.
Akibatnya, Anda bisa tergoda membeli lebih banyak barang daripada yang sebenarnya mampu dibayar. Fenomena ini dikenal sebagai illusion of affordability dan menjadi salah satu pemicu overspending yang paling umum.
2. Belanja Impulsif karena Proses Mudah
Bayangkan, hanya dengan beberapa klik, pembelian bisa langsung disetujui tanpa harus berpikir panjang. Kemudahan ini membuat Anda rentan melakukan pembelian impulsif.
Saat proses checkout terlalu cepat dan minim pertimbangan, keputusan finansial yang diambil sering kali tidak rasional. Banyak pengguna baru menyadari beban utangnya ketika tagihan mulai datang bertubi-tubi.
3. Minim Regulasi dan Perlindungan Konsumen
Di banyak negara, Paylater masih belum diatur seketat layanan kredit perbankan. Artinya, perlindungan konsumen terhadap sengketa atau masalah pembayaran bisa lebih lemah.
Jika ada perselisihan dengan penjual atau terjadi penagihan yang keliru, proses penyelesaiannya bisa lebih sulit dibandingkan kartu kredit yang tunduk pada regulasi ketat.
4. Biaya Tersembunyi dan Denda Telat
Banyak layanan Paylater mempromosikan slogan “bebas bunga”, tetapi ini hanya berlaku jika Anda membayar tepat waktu. Keterlambatan pembayaran dapat memicu biaya tambahan, mulai dari denda harian, bunga tinggi, hingga penalti lainnya. Akumulasi biaya ini bisa membuat total pembayaran jauh lebih besar dari harga awal barang atau layanan yang dibeli.
5. Utang Menumpuk karena Loan Stacking
Karena proses persetujuan cepat dan minim pengecekan, banyak orang mengambil Paylater di beberapa platform sekaligus. Fenomena ini dikenal sebagai loan stacking, di mana seseorang memiliki banyak cicilan dari berbagai penyedia layanan. Tanpa perencanaan yang matang, hal ini bisa berujung pada kegagalan bayar dan masuk ke dalam lingkaran utang yang sulit keluar.
Paylater memang menawarkan fleksibilitas pembayaran dan dapat membantu mengatur arus kas, terutama untuk kebutuhan mendesak. Namun, tanpa kontrol diri dan perencanaan keuangan yang baik, layanan ini bisa menjadi jebakan yang merugikan.
Gunakan Paylater hanya untuk pembelian yang benar-benar diperlukan, pastikan Anda membaca syarat dan ketentuan dengan teliti, dan selalu bayar tepat waktu. Ingat, kemudahan hari ini bisa menjadi beban di masa depan jika tidak dikelola bijak.