10 Profesi Ini Tetap Membutuhkan Manusia hingga 2040, Aman dari Gempuran AI

Ilustrasi AI membantu pekerjaan
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Kecerdasan buatan (AI) terus berkembang dengan pesat dan mulai menggantikan banyak jenis pekerjaan di berbagai sektor. Mulai dari peran administratif, analis data, hingga pengemudi, kini bisa diotomatisasi oleh sistem canggih berbasis algoritma. 

Lowongan Kerja Masa Depan Tak Butuh Gelar? Ini Skill yang Lebih Dicari Perusahaan

 

Fenomena ini tentu menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat, terutama soal masa depan dunia kerja. Namun menurut sejumlah pakar dan laporan global seperti World Economic Forum (WEF), PwC, dan artikel di Times of India, masih ada profesi-profesi tertentu yang sangat sulit tergantikan oleh mesin. 

Bukan Teknik atau IT, Ini 7 Jurusan Kuliah yang Justru Relevan di Era AI

 

Umumnya, pekerjaan ini memerlukan empati, kreativitas, kecerdasan sosial, hingga pengambilan keputusan kompleks, hal-hal yang belum bisa ditiru oleh AI, setidaknya hingga tahun 2040.

7 Jurusan Kuliah Ini Mulai Ditinggalkan Gara-gara AI, Pilihan Anda Termasuk?

 

Berikut daftar 10 profesi yang diprediksi tetap dibutuhkan manusia hingga tahun 2040:

 

1. Tenaga Kesehatan (Dokter dan Perawat)

 

Mesin mungkin mampu mendiagnosis penyakit dengan data, tapi hanya manusia yang bisa memberikan perawatan dengan empati. Profesi ini sangat mengandalkan interaksi emosional dan keputusan situasional yang fleksibel, sehingga tetap relevan hingga puluhan tahun ke depan. WEF menyebut peran tenaga medis akan semakin penting seiring bertambahnya usia populasi dunia.

 

2. Ahli Keamanan Siber dan Ethical Hacker

 

Ancaman siber berkembang lebih cepat dari kemampuan AI melindungi sistem. Oleh karena itu, manusia dengan keahlian etis dalam mengevaluasi celah keamanan tetap dibutuhkan. Menurut Future Skills Organisation, permintaan terhadap profesi ini akan melonjak signifikan hingga 2040.

 

3. Ilmuwan Data dan Machine Learning Engineer

 

Ironisnya, AI tetap membutuhkan manusia untuk merancang dan mengawasinya. Profesi ini bertugas membangun sistem pembelajaran mesin, menginterpretasi data besar, serta memastikan model AI berjalan etis dan akurat. Forbes menyebut ini sebagai “pekerjaan masa depan yang membangun masa depan.”

 

4. Teknisi Energi Terbarukan

 

Krisis iklim dan pergeseran ke energi hijau membuat teknisi panel surya, angin, dan penyimpanan energi semakin dicari. Profesi ini melibatkan instalasi dan pemeliharaan sistem kompleks yang tidak sepenuhnya bisa digantikan oleh robot, terutama di lapangan.

 

5. Tenaga Pertanian dan Operasional Cerdas

 

Meskipun pertanian semakin otomatis, tenaga manusia tetap dibutuhkan untuk pengawasan, adaptasi iklim, dan pengelolaan tanah berbasis pengetahuan lokal. WEF menyebut pertanian cerdas berbasis manusia akan tumbuh seiring kebutuhan pangan global meningkat.

 

6. Teknisi Robotik dan Sensorik

 

Mereka bertugas mendesain, memperbaiki, dan mengintegrasikan robot dan sensor ke dalam sistem industri. Profesi ini berada di garda depan revolusi teknologi, namun tidak bisa dilakukan hanya oleh AI karena memerlukan pemahaman fisik dan improvisasi yang tinggi.

 

7. Profesi Keterampilan Manual (Plumber, Tukang Listrik, dll.)

 

Pekerjaan teknis yang melibatkan perbaikan atau instalasi fisik tetap bergantung pada manusia. Improvisasi di lapangan, keterbatasan ruang, dan kondisi tak terduga membuat profesi seperti tukang ledeng atau teknisi listrik tetap bertahan hingga 2040.

 

8. Pendidik dan AI Educator

 

Guru tetap dibutuhkan, terutama untuk pendidikan usia dini dan vokasi. Selain itu, muncul pula profesi baru: edukator AI, yang mengajarkan masyarakat cara memanfaatkan teknologi dengan bijak. Times of India menyebut peran ini akan menjadi kunci literasi teknologi masa depan.

 

9. Jurnalis Investigatif dan Profesional Kreatif

 

Meskipun AI bisa menulis, namun penulisan yang kritis, orisinal, dan berbasis etika tetap membutuhkan manusia. Begitu pula dalam desain, musik, dan produksi film, kreativitas yang melibatkan intuisi dan budaya tetap menjadi milik manusia.

 

10. Pemimpin, Manajer, dan Eksekutif Strategis

 

AI bisa menganalisis data, tetapi keputusan bisnis yang menyangkut visi jangka panjang, negosiasi, dan kepemimpinan tim tetap berada di tangan manusia. Menurut PwC, peran manajerial dan eksekutif akan semakin penting untuk mengarahkan kerja sama antara manusia dan mesin.

 

Di tengah gelombang otomatisasi dan kecerdasan buatan, masih banyak profesi yang akan tetap eksis karena mengandalkan kemampuan unik manusia. Kunci untuk tetap relevan adalah mengembangkan soft skill, beradaptasi dengan teknologi, dan memilih jalur karier yang menekankan nilai-nilai manusiawi.

 

Dengan memahami tren ini, Anda bisa lebih siap menghadapi masa depan dunia kerja yang semakin kompleks, tanpa perlu khawatir tergantikan oleh mesin.