Gen Z Rentan Boros? Coba Cara Kelola Uang dengan Metode SMART

Ilustrasi mengatur keuangan
Sumber :
  • Freepik

Tujuan yang baik harus terukur, artinya Anda dapat melacak kemajuannya secara kuantitatif. Jika tujuannya adalah "menabung Rp15 juta untuk dana darurat," maka ukuran kemajuannya bisa berupa "menabung Rp1,25 juta setiap bulan selama 12 bulan."

Ingin Jadi Miliarder? Ini Satu Hal Penting yang Harus Kamu Ubah

Kemampuan untuk mengukur kemajuan sangat penting untuk menjaga motivasi Gen Z. Dengan aplikasi keuangan digital, pelacakan ini menjadi sangat mudah. Melihat angka tabungan bertambah setiap bulan atau persentase tujuan yang telah tercapai akan memberikan dorongan positif dan rasa pencapaian, membantu melawan godaan belanja konsumtif karena mereka bisa melihat langsung dampak pengeluaran terhadap tujuan.

3. Achievable (Dapat Dicapai)

Tujuan keuangan harus realistis dan dapat dicapai berdasarkan situasi finansial Anda saat ini (pendapatan, pengeluaran, utang). Menetapkan tujuan yang terlalu ambisius tanpa dasar yang kuat hanya akan berujung pada frustrasi. Jika pendapatan bulanan Anda Rp5 juta dan pengeluaran tetap Anda Rp4 juta, menargetkan tabungan Rp3 juta per bulan mungkin tidak realistis.

8 Kiat Hemat Uang untuk Para Lajang, Panduan Raih Kebebasan Finansial

Gen Z perlu belajar untuk jujur pada diri sendiri mengenai kapasitas finansial mereka. Alih-alih membandingkan diri dengan influencer di media sosial, fokuslah pada apa yang benar-benar bisa Anda lakukan. Tujuan yang dapat dicapai akan membangun kepercayaan diri dan meminimalkan risiko kegagalan, sehingga Anda tetap termotivasi untuk melanjutkan perjalanan finansial Anda.

4. Relevant (Relevan)

Tujuan keuangan harus relevan dengan nilai-nilai pribadi dan aspirasi hidup Anda. Jika Anda bermimpi untuk keliling dunia, maka menabung untuk traveling adalah tujuan yang relevan. Jika Anda ingin memiliki bisnis sendiri, menabung untuk modal usaha akan lebih relevan dibandingkan membeli barang-barang konsumtif yang tidak mendukung tujuan tersebut.

Halaman Selanjutnya
img_title
Fenomena ‘Mantab’ Jadi Alarm Krisis Finansial, Makan Tabungan demi Bertahan Hidup