7 Alasan Bali Jadi Magnet Investasi Properti, Peluang Cuan dari Surga Wisata

Ilustrasi investasi properti
Sumber :
  • Freepik

LifestyleBali telah lama dikenal sebagai ikon pariwisata Indonesia dan menjadi destinasi favorit bagi wisatawan mancanegara. Dalam dua dekade terakhir, Pulau Dewata ini tidak hanya menjadi tempat berlibur tetapi juga berkembang menjadi salah satu wilayah dengan potensi investasi properti paling menjanjikan di Asia Tenggara.

6 Lokasi Investasi Properti di Bali Tawarkan Cuan Besar, Canggu hingga Ubud Jadi Incaran Investor

Para investor domestik maupun asing semakin gencar menanamkan modal di sektor properti yang ada di Bali. Mulai dari vila, hotel butik, resort mewah hingga unit residensial jangka panjang.

Apa yang sebenarnya menjadikan Bali sebagai magnet investasi properti? Berikut alasan Bali semakin dilirik sebagai tempat ternak uang yang menguntungkan dan berkelanjutan.

1. Pariwisata Global yang Terus Berkembang

Investasi dengan Bantuan AI, Cerdas atau Berisiko? Ini Hal yang Perlu Anda Tahu

Bali adalah salah satu destinasi wisata terpopuler di dunia, menarik jutaan wisatawan setiap tahun. Pemulihan sektor pariwisata global pasca-pandemi telah meningkatkan permintaan properti sewa, terutama vila dan homestay, untuk wisatawan domestik dan internasional.

Kawasan seperti Canggu, Seminyak, dan Ubud memiliki tingkat hunian tinggi, didorong oleh popularitasnya di kalangan digital nomad, keluarga, dan pelancong kelas atas. Infrastruktur pariwisata yang terus berkembang, seperti bandara internasional dan proyek transportasi masa depan, memastikan Bali tetap menjadi tujuan utama, meningkatkan nilai properti secara konsisten.

2. Kekayaan Budaya dan Daya Tarik Wisata

Mau CV dan Portofolio Lebih Menonjol? Ini Cara Optimalkan AI untuk Bikin HRD Tertarik

Keunikan budaya Bali memberikan pengalaman mengesankan bagi para wisatawan, mulai dari upacara adat hingga budaya lokal. Kawasan seperti Ubud, pusat kebudayaan dan spiritual, menarik wisatawan yang mencari pengalaman wellness dan ekowisata sehingga mendorong permintaan untuk properti bertema alam dan retreat.

Ciri khas dari budaya ini tidak hanya mempertahankan daya tarik wisata, tetapi juga memberikan nilai tambah pada properti. Permintaan terhadap vila yang mengusung konsep tradisional dengan arsitektur lokal atau resort ramah lingkungan semakin diminati di para wisatawan.

3. Infrastruktur yang Mendukung Investasi

Bali terus meningkatkan infrastrukturnya untuk mendukung pariwisata dan investasi. Proyek seperti jalan tol, perluasan bandara, dan rencana transportasi massal meningkatkan aksesibilitas ke berbagai kawasan, termasuk daerah berkembang seperti Tegallalang dan Payangan. 

Selain itu, kehadiran coworking space, kafe premium, dan beach club di Canggu dan Seminyak menciptakan ekosistem gaya hidup modern yang menarik ekspatriat dan investor. Infrastruktur ini memastikan properti di Bali memiliki potensi okupansi tinggi dan daya saing di pasar global.

4. Fleksibilitas Properti untuk Beragam Segmen

Pasar properti Bali menawarkan fleksibilitas untuk berbagai segmen, mulai dari vila mewah di Jimbaran hingga homestay terjangkau di Sanur. Properti dapat disewakan jangka pendek melalui platform seperti Airbnb untuk wisatawan atau jangka panjang untuk ekspatriat, memberikan opsi pendapatan yang beragam. 

Permintaan untuk properti luxury di Ungasan atau eco-living di Ubud terus meningkat, memungkinkan investor menyesuaikan strategi dengan tren pasar, seperti wellness tourism atau penginapan keluarga, yang relevan lintas waktu.

5. Potensi Apresiasi Nilai Aset

Harga tanah dan properti di Bali, terutama di kawasan strategis seperti Canggu dan Seminyak, menunjukkan tren kenaikan yang stabil. Kenaikan harga didorong oleh keterbatasan lahan dan permintaan tinggi. 

Kawasan baru seperti Tegallalang menawarkan harga lahan yang lebih terjangkau dengan peluang capital gain jangka panjang. Properti di Bali juga menarik karena nilai estetika dan lokasi yang sulit ditiru, menjadikannya aset yang tahan terhadap fluktuasi pasar global. Investor dapat memanfaatkan kenaikan nilai ini sambil memperoleh pendapatan sewa.

6. Regulasi Fleksibel bagi Investor Asing

Bali menarik investor asing karena regulasi yang relatif fleksibel. Komunitas ekspatriat yang kuat, terutama di Sanur dan Canggu, menciptakan pasar sewa jangka panjang yang stabil.

Iklim investasi yang mendukung ditopang dengan potensi pengembalian tinggi dari sewa jangka pendek menjadikan Bali pilihan diversifikasi portofolio yang menarik. Namun, investor perlu memahami regulasi lokal, seperti pajak dan biaya transfer, untuk memastikan kepatuhan hukum.

7. Kunjungan Wisatawan Tinggi dan Stabil

Pariwisata merupakan penggerak utama perekonomian Bali. Menurut data resmi Badan Pusat Statistik (BPS), Bali mencatatkan lebih dari 6,3 juta kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang 2024.

Kunjungan ini didominasi oleh turis dari Australia, Eropa Barat, dan Asia Timu. Sebagian besar para wisatawan macanergara ini memilih akomodasi seperti vila dan penginapan jangka menengah hingga panjang.