7 Kebiasaan Inspiratif Warren Buffett, Tetap Tajam dan Bahagia di Usia Hampir 1 Abad
- Istimewa
Lifestyle – Sang Oracle of Omaha dan investor legendaris, Warren Buffett, masih menunjukkan ketajaman berpikir dan semangat hidup luar biasa meski usianya hampir 1 abad. Ketangkasan intelektualnya dalam dunia investasi bukan cuma bakat, tapi hasil dari kebiasaan harian yang ia praktikkan puluhan tahun.
Rutinitas harian Buffett mencerminkan perspektif anti mainstream. Ia menekan pentingnya keseimbangan, belajar terus-menerus, hingga menikmati hidup sederhana.
Penasaran apa saja rutinitas harian yang menjaga Buffett tetap prima di usia senjanya? Yuk, intip 7 kebiasaan Warren Buffett yang bisa jadi inspirasi buat kita semua!
1. Tidur 8 Jam
Berbeda dari banyak eksekutif atau miliarder yang bangga bangun pagi buta, Buffett sangat menghargai waktu istirahatnya. Ia memastikan untuk tidur nyenyak selama delapan jam setiap malam.
Kualitas tidur yang cukup ini sangat penting untuk menjaga fungsi kognitif, konsentrasi, dan kemampuan mengambil keputusan yang optimal. Bagi Buffett, tidur bukan sekadar kebutuhan biologis, tapi investasi penting untuk kesehatan otak dan produktivitas jangka panjangnya.
2. Melatih Otak dengan Bermain Bridge
Selain istirahat yang cukup, Buffett juga aktif melatih otaknya bermain bridge alias remi. Permainan kartu ini menuntut strategi, memori, dan analisis yang tajam sehingga menjadikannya sebagai 'olahraga otak' yang sangat efektif.
Lewat bridge, ia terus mengasah kemampuan berpikir kritis dan problem solving yang juga relevan banget dengan dunia investasi. Ini membuktikan bahwa menjaga ketajaman mental tidak harus melulu dari pekerjaan formal tapi bisa juga dari hobi yang mengaktifkan kerja otakmu.
3. Fokus pada Hal-Hal yang Dicintai
Aspek penting lain dari filosofi hidup Buffett adalah fokus pada hal-hal yang ia nikmati dan cintai. Dalam bukunya Becoming Warren Buffett, ia cerita betapa senangnya ia saat memikirkan masalah bisnis atau investasi.
Pendekatan ini menjadikannya menikmati proses pekerjaannya, bukan cuma melihatnya sebagai kewajiban. Ketika Anda melakukan apa dicintai maka pekerjaan terasa lebih ringan, termotivasi untuk terus belajar serta berinovasi bantu ketahanan mental dan kreativitasmu.
4. Membaca 6 Jam Sehari
Hari-hari Buffett juga didominasi oleh kebiasaan membaca yang luar biasa. Ia dikenal menghabiskan sekitar lima sampai enam jam setiap hari untuk membaca berbagai materi, terutama tentang bisnis dan investasi. Buat Buffett, membaca adalah sumber utama pengetahuannya.
Ia terus-menerus menyerap informasi, menganalisis data, dan mempelajari berbagai kasus untuk memperkaya pemahamannya tentang dunia dan peluang di dalamnya. Kebiasaan ini bikin ia jadi pembelajar seumur hidup yang tak pernah berhenti mencari wawasan baru.
5. Konsumsi Makanan Cepat Saji
Kebiasaan ini yang paling bikin banyak orang kaget adalah menikmati makanan cepat saji. Kabarnya, Buffett bisa mengonsumsi lima kaleng Coca-Cola sehari, menyantap burger, hot dog, kue kering, serta es krim.
Meski secara medis mungkin tidak direkomendasikan, tetapi Buffett mengaku bahagia dan senang menyantap makanan cepat saji memberikan semangat hidupnya. Ini mungkin cerminan filosofinya untuk menikmati hidup dan tak terlalu membatasi diri dari hal-hal yang ia suka.
6. Bangun Hubungan dengan Orang-Orang Cerdas
Lebih dari sekadar membaca buku, Buffett juga cerdas dalam membangun hubungan dengan orang-orang pandai. Ia sadar bahwa pengetahuan bukan cuma dari teks, tapi juga dari interaksi dengan individu cerdas dan berpengalaman.
Membangun jaringan dan menjalin koneksi yang tepat sama pentingnya dengan pengetahuan yang didapat dari buku. Lewat hubungan ini, ia tidak cuma belajar ide baru, tapi juga memahami perspektif yang beragam, situasi, dan peluang, yang semuanya membentuk kejeniusannya dalam investasi. Ini menunjukkan bahwa kecerdasan sosial dan emosional juga berperan besar dalam kesuksesannya.
7. Pandai Bersyukur
Terakhir, dan mungkin yang paling mendasar, adalah rasa syukur Warren Buffett. Dalam pertemuan tahunan Berkshire Hathaway pada 2008, ia bilang kalau menghargai hal-hal positif dalam hidup bikin ia tetap bahagia.
Ia sadar betul berkah punya mitra, manajer, dan keluarga yang hebat. Rasa syukur ini tidak hanya bikin ia bahagia pribadi, tapi juga memberinya perspektif positif dalam menghadapi tantangan, bantu jaga ketajaman pikiran dan stabilitas emosional di usianya yang lanjut.