Apa Itu Gen Z Stare yang Viral di TikTok? Ternyata Bisa Jadi Bom Waktu di Tempat Kerja

Ilustrasi Gen Z
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Di era digital dan pasca-pandemi, pola komunikasi di tempat kerja mengalami banyak perubahan. Salah satu fenomena terbaru yang mencerminkan pergeseran ini adalah tren viral TikTok bernama “Gen Z Stare”. 

Kebebasan Finansial di Depan Mata! 5 Pilihan Tempat Menabung Tawarkan Imbal Hasil

 

Istilah ini merujuk pada ekspresi wajah kosong dan tatapan mata lebar dari generasi Z, sering kali disertai dengan respons lambat atau bahkan tanpa tanggapan sama sekali ketika berinteraksi di lingkungan profesional.

10 Ide Bisnis Kecil yang Bisa Dimulai dari Rumah untuk Korban PHK, Modal Minim Untung Menjanjikan

 

Fenomena ini memicu perdebatan luas antara generasi muda dan generasi sebelumnya. Banyak manajer serta rekan kerja dari generasi milenial hingga baby boomer menganggap ekspresi ini sebagai bentuk ketidaksopanan, sikap pasif-agresif, atau bahkan tanda pembangkangan. Namun bagi Gen Z sendiri, maknanya justru berbeda. 

Dampak PHK Tak Selalu Buruk, Ini Peluang yang Bisa Kamu Ambil untuk Bangkit Lebih Kuat

 

Apa Itu "Gen Z Stare"?

 

Mengutip dari Business Insider, “Gen Z Stare” bukan hanya tatapan kosong tanpa makna. Bagi sebagian besar anak muda dari generasi ini, ekspresi tersebut adalah bentuk dari emotional economy, strategi penghematan energi emosional dalam dunia yang semakin padat informasi dan tekanan. 

 

Mereka melihat ekspresi datar atau diam bukan sebagai bentuk perlawanan, tetapi sebagai upaya menjaga kesehatan mental dan menghindari keterlibatan yang dianggap tidak autentik, seperti basa-basi yang dipaksakan.

 

Pandemi COVID-19 juga menjadi faktor penting yang membentuk gaya komunikasi ini. Gen Z, yang melewati masa-masa pendidikan dan awal karier di tengah isolasi sosial dan peralihan ke interaksi daring, mengalami gangguan dalam perkembangan sosial yang biasanya terjadi di dunia nyata. 

 

Akibatnya, banyak dari mereka yang merasa canggung atau tidak nyaman dengan norma-norma komunikasi tradisional di tempat kerja.

 

Tabrakan Nilai antar Generasi

 

Di banyak tempat kerja, komunikasi verbal dan bahasa tubuh seperti kontak mata atau sapaan ringan dianggap sebagai bentuk sopan santun dan profesionalisme. Namun bagi Gen Z, hal ini sering kali terasa melelahkan dan tidak alami. 

 

Mereka cenderung fokus pada efisiensi dan keaslian interaksi, serta lebih mementingkan batasan emosional daripada menyenangkan atasan atau rekan kerja secara berlebihan.

 

Di sisi lain, banyak manajer kesulitan membangun hubungan dengan staf muda mereka. Sebuah laporan menyebutkan bahwa hampir satu dari lima manajer mempertimbangkan untuk resign karena kesulitan menjalin koneksi dengan anggota tim dari Gen Z. "Gen Z Stare" menjadi simbol dari jurang komunikasi yang melebar dan bisa menimbulkan kesalahpahaman serius jika tidak diatasi.

 

Dampak bagi Tempat Kerja

 

Ketidakselarasan dalam gaya komunikasi dapat menyebabkan berbagai masalah, mulai dari penurunan kolaborasi, konflik antar rekan kerja, hingga berkurangnya loyalitas tim. Bahkan mentor yang seharusnya menjadi sumber bimbingan bisa merasa tidak dihargai, dan memilih mundur karena merasa hubungan yang dibangun tidak berjalan efektif.

 

Fenomena ini menunjukkan pentingnya membangun budaya kerja yang lebih inklusif secara komunikasi. Komitmen bersama untuk memahami perbedaan gaya interaksi adalah langkah awal untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif.

 

Adaptasi Dua Arah Jadi Solusi 

 

Agar jurang antar generasi tidak makin lebar, dibutuhkan penyesuaian dari kedua belah pihak. Untuk Gen Z, penting menyadari bahwa komunikasi non-verbal seperti anggukan kecil atau senyuman ringan dapat menciptakan kesan positif yang besar. 

 

Meskipun ingin menjaga energi, menanggapi rekan kerja atau atasan dengan gestur sederhana bisa mencegah konflik yang tidak perlu. Tidak semua basa-basi harus dihindari, terutama jika tujuannya membangun hubungan profesional yang saling menghargai.

 

Bagi generasi sebelumnya dan tim HR, penting untuk memahami bahwa “Gen Z Stare” bukan serangan pribadi. Ini adalah gejala dari kelelahan emosional, perubahan budaya komunikasi, dan krisis kepercayaan terhadap norma kerja tradisional. 

 

Alih-alih menganggapnya sebagai masalah perilaku, organisasi dapat merespons dengan memberikan pelatihan soft skill lintas generasi, membangun ruang diskusi terbuka, serta menetapkan ekspektasi komunikasi yang jelas.

 

Tren "Gen Z Stare" adalah cerminan dari dinamika baru antara generasi muda dan dunia kerja. Bagi banyak orang, ini hanyalah ekspresi diam. Namun jika dicermati lebih dalam, ia mewakili perubahan mendasar dalam cara generasi Z memandang pekerjaan, komunikasi, dan interaksi sosial di lingkungan profesional.

 

Dengan pemahaman yang lebih dalam terhadap perbedaan ini, perusahaan dapat membentuk budaya kerja yang lebih adaptif dan menghargai keberagaman gaya komunikasi. Karena pada akhirnya, komunikasi yang efektif, saling menghormati, dan kejelasan ekspektasi tetap menjadi fondasi penting dalam dunia kerja, terlepas dari bagaimana generasi yang berbeda mengekspresikannya.