10 Kebiasaan Orang Sukses Saat Waktu Luang, Sederhana Tapi Bermakna
- Freepik
Lifestyle – Ketika membayangkan sosok orang sukses, yang terlintas biasanya adalah jadwal padat dan kerja tanpa henti. Tapi jika diperhatikan lebih dalam, justru bagaimana mereka memanfaatkan waktu luang sering kali jadi kunci sukses jangka panjang.
Waktu senggang adalah ruang sunyi di mana visi dipertajam, ketahanan mental diperkuat, dan hubungan didekatkan. Dikutip dari My Inner Creative, berikut sepuluh kebiasaan orang sukses yang dilakukan saat waktu luang meski biasa saja tetapi terbukti memberi dampak besar dalam jangka panjang.
1. Menjadikan Rasa Ingin Tahu sebagai Latihan Harian
Orang sukses memperlakukan rasa ingin tahu seperti olahraga rutin. Mereka membaca biografi, menjelajahi disiplin ilmu baru, atau mengikuti kuliah hanya karena penasaran.
Psikologi menyebut ini sebagai divergent thinking, yaitu paparan terhadap berbagai hal yang berbeda akan memicu koneksi ide yang unik. Bill Gates bahkan punya “Think Weeks” khusus untuk membaca buku-buku secara random.
2. Berolahraga Secara Terencana
Aktivitas fisik adalah rutinitas wajib bagi orang sukse. Bukan soal intensitas, tapi konsistensi. Misalnya Warren Buffett bermain ukulele untuk melepas penat.
Ia juga berolahraga untuk merangsang hormon BDNF yang memperkuat daya ingat dan suasana hati. Lebih dari itu, olahraga melatih seseorang menahan rasa tidak nyaman, kemampuan penting dalam memimpin dan menciptakan hal baru.
3. Menulis Jurnal
Lembar kosong bisa menjadi terapis terbaik. Orang sukses menuangkan kekhawatiran, mimpi setengah jadi, dan prioritas yang membingungkan dalam jurnal mereka.
Riset dari University of Texas menunjukkan bahwa menulis ekspresif dapat memperkuat imunitas dan mengurangi beban emosi. Dalam ajaran Buddhis, ini disebut sebagai bentuk satu atau pengamatan pikiran dengan sadar.
4. Merawat Lingkaran Sosial Terdekat
Waktu luang mereka diprioritaskan untuk koneksi yang memperkuat semangat. Studi Grant dari Harvard menyimpulkan bahwa hubungan hanga adalah indikator kebahagiaan jangka panjang. Maka dari itu, mereka meluangkan waktu untuk makan malam keluarga, jalan santai atau obrolan santai dengan teman dekat.
5. Melatih Kesadaran Penuh (Mindfulness)
Kesadaran bukan soal menyendiri di gunung, tapi hadir utuh di momen kini. Oprah dan Novak Djokovic adalah contoh figur sukses yang rutin melakukan mikro-meditasi untuk mereset energi. Hanya dengan 10 napas sadar, menurut Stanford, kadar kortisol bisa menurun dan fokus meningkat.
6. Belajar Keterampilan Baru Sebelum Dibutuhkan
Mereka menjadikan hobi sebagai laboratorium masa depan. Belajar coding sebelum punya ide produk, atau latihan debat sebelum mencari investor. Prinsipnya: skill stacking. Gabungan keterampilan tak terduga seperti fotografi atau membuat roti bisa memperkaya pola pikir dan kemampuan presentasi.
7. Membantu Orang Lain
Orang sukses juga sering memberi ketika mereka mempunyai waktu luang. Aksi baik ini bukan sekadar bentuk kepedulian, tapi juga strategi memperkaya waktu. Studi menunjukkan, membantu orang lain membuat seseorang merasa punya waktu lebih banyak. Aktivitas mentoring juga memperdalam pemahaman sendiri.
8. Merancang Masa Depan
Alih-alih scrolling media sosial tanpa arah sebelum tidur, orang sukses melakukan aktivitas yang lebih berharga. Mereka mengevaluasi tujuan hidup hingga merancang hal-hal yang akan mereka lakukan di masa depan proyek masa depan. Kegiatan ini secara tidak langsung akan tertanam dan diproses oleh alam bawah sadar saat tidur.
9. Melakukan Kegiatan Kreativitas
Menggambar, menanam, atau bermain musik menjadi jalan mengistirahatkan otak analitis. Psikolog Mihaly Csikszentmihalyi menyebutnya sebagai flow state, yaitu kondisi yang menumbuhkan kepuasan dan produktivitas.
10. Beristirahat
Istirahat tidak melulu berarti sebagai bentuk kemalasan, tapi bahan bakar performa untuk melakukan kegiatan lebih produktif dan bersemangat. Orang sukses menjaga kualitas tidur berkualitas hingga menerapkan konsep Buddhis "wu-wei" guna mempertahankan keseimbangan antara usaha dan penerimaan.
Waktu luang adalah aset yang dimiliki semua orang secara adil. Tapi kebiasaan kecil di dalamnya yang menentukan siapa yang berkembang dan siapa yang stagnan. Sepuluh kebiasaan ini bukan aturan kaku, tapi undangan untuk merancang waktu senggang dengan kesadaran penuh.