Timothy Ronald Bongkar 5 Level Manusia di Game Kapitalisme, Dari Tukar Waktu ke Uang hingga Mengubah Dunia

Timothy Ronald
Sumber :
  • Instagram: @timothyronaldd

Lifestyle – Dalam "permainan kapitalisme" yang kompleks dan dinamis, setiap individu memegang peran yang berbeda dengan potensi dan tantangannya masing-masing. Memahami di level mana kita berada dan bagaimana cara melangkah ke level berikutnya adalah kunci untuk meraih kebebasan finansial dan bahkan memberikan dampak positif bagi dunia.

Fenomena Momuri di Jepang, Bisnis Jasa Resign yang Bisa Jadi Peluang Cuan Baru

Miliarder muda Indonesia, Timothy Ronald, menguraikan jelas lima tingkatan kapitalisme yang berjalan di dunia ini. Memahami struktur ini bukan hanya sekadar teori, melainkan sebuah peta jalan praktis untuk merencanakan masa depan finansial Anda dengan mengenali pola-pola yang telah terbukti dalam akumulasi dan penggunaan kekayaan, serta mengadopsinya sesuai dengan tujuan hidup Anda. 

Dari karyawan biasa hingga konglomerat yang dermawan, setiap level menawarkan pelajaran berharga tentang bagaimana uang bekerja dan bagaimana kita bisa memanfaatkannya secara optimal. Simak penjelasan Timothy Ronald mengenai lima level manusia di game kapitalisme.

Level 1: Pekerja – Menukar Waktu dengan Uang

Ingin Dapat BSU Rp600.000? Ini Syarat dan Cara Cek Bantuan Anda Sudah Cair atau Belum

Di dasar piramida kapitalisme adalah level pekerja yang berisi individu-individu yang memperoleh kekayaan dengan menukar waktu untuk mendapatkan uang, seperti karyawan pabrik, staf administrasi, hingga data entry. Biasanya, individu yang termasuk kalangan level satu rentan mengalami kesulitan karena terhimpit dari segala arah dan biasanya adalah sandwich generation.

Timothy menjelaskan cara menghitung penghasilan kaum pekerja sangat sederhana yaitu waktu dikali dengan tenaga. Menurutnya, kalangan ini sangat mudah digantikan oleh teknologi dan disebut jadi posisi pertama yang berisiko terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), inflasi hingga ancaman krisis keuangan global. 

Level 2: Pekerja Terampil – Menukar Keterampilan dengan Nilai Lebih

Warren Buffett Punya Dua Pantangan yang Harus Dihindari, Bisa Bikin Miskin!

Satu tingkat di atas pekerja biasa adalah Pekerja Terampil. Individu di level ini menukar keterampilan khusus mereka dengan uang yang umumnya memiliki keterampilan lebih tinggi di pasar. Contohnya termasuk desainer grafis, coding, insinyur, konsultan, atau profesional lainnya, yang mendapat upah lebih tinggi tetapi masih menukar waktu yang mereka punya untuk uang.

Pekerja terampil memiliki pengetahuan untuk melihat tangga kapitalisme ke depan sehingga berpotensi untuk naik ke jenjang karir yang lebih tinggi dan mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi. Penghasilan level dua beragam, mulai dari Rp10 juta, ratusan juta hingga ratusan juta per bulan. 

Meski pendapatan lebih besar, Timothy mengatakan kalangan pekerja terampil harus bekerja lebih lama karena bergantung penuh kepada pemberi kerja. Ia menyarankan kepada para pekerja terampil untuk mencari pekerjaan yang memiliki bayaran paling besar di pasar tenaga kerja.

Menurut miliarder muda ini, ada dua sektor paling cuan untuk pekerja terampil yaitu sektor finansial dan insinyur (engineer) baik di bidang teknologi maupun elektronika. Timothy mengatakan, dua sektor tersebut clear karena memberikan gaji awal sudah sangat besar.

Level 3: Pengusaha – Membangun Sistem untuk Menghasilkan Uang

Level ketiga adalah pengusaha, di mana individu mulai bergeser dari menukar waktu atau keterampilan menjadi membangun sistem untuk menghasilkan uang. Pengusaha memahami konsep leverage, yaitu kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya lain seperti karyawan, modal, dan teknologi untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Mereka adalah pencipta lapangan kerja dan inovator yang melihat peluang di pasar.

Peran seorang pengusaha memiliki pemahaman sangat kompleks, menuntut penguasaan berbagai keterampilan mulai dari pemasaran, penjualan, operasional, keuangan, hingga manajemen sumber daya manusia (HR). Level ini memiliki risiko tertinggi karena kegagalan bisnis dapat berujung pada kebangkrutan dan kerugian besar. Namun, di sisi lain, potensi skalabilitas dan penghasilan yang bisa dicapai juga tidak terbatas, dari Rp 20 juta hingga Rp20 miliar per bulan. 

Level 4: Investor – Pemilik Sistem dan Penggerak Modal

Level keempat adalah Investor. Pada tahap ini, individu bukan lagi pembangun sistem, melainkan pemilik sistem. Timothy menjelaskan, investor tidak mendapatkan uang dari bekerja di kantor, mereka memiliki pendapatan pasif dari kepemilikan bisnis, properti, atau bermain di pasar modal. Investor menguasai seni valuasi aset, manajemen risiko, dan kemampuan mengalokasikan modal secara efektif ke berbagai instrumen investasi yang menguntungkan yang potensial cuan.

Pada tahap ini, uang bekerja sendiri untuk menghasilkan uang bahkan saat mereka tidur. Sehingga pendapatan mereka cenderung tidak terbatas dan tidak lagi terikat pada waktu atau usaha fisik. Ini adalah tahap di mana konglomerasi terbentuk, di mana satu individu atau kelompok memiliki berbagai jenis bisnis dan aset. 

Timothy menyoroti beberapa konglomerat Indonesia maupun global yang menjadi orang kaya berkat perannya sebagai investor sukses, seperti Salim Grup, Djarum Grup, Jeff Bezos, hingga Bill Gates. Timothy membocorkan, rahasia para orang kaya mengumpulkan harga dengan membeli aset yang menghasilkan income di saat mereka tidur dan kekayaan tersebut diklaim tahan selama beberapa generasi bahkan hingga ratusan tahun. 

Level 5: Filantropis – Menggunakan Kekayaan untuk Mengubah Dunia

Puncak piramida kapitalisme adalah Filantropis. Di level tertinggi ini, individu menggunakan modal dan pengaruh besar mereka bukan lagi untuk akumulasi kekayaan pribadi, melainkan untuk mengubah dunia dan memberikan kembali kepada masyarakat. Mereka memiliki visi yang melampaui keuntungan finansial, berfokus pada masalah sosial, lingkungan, atau kemanusiaan.

Timothy mencontohkan filantropis terkenal adalah Bill Gates dengan Bill & Melinda Gates Foundation, John D. Rockefeller dengan Rockefeller Foundation atau Warren Buffett yang telah menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk menebar kebaikan ke sesama manusia. Timothy mengatakan, level ini adalah level di mana manusia lulus dari piramida kapitalisme. 

Filantropis adalah bukti bahwa kapitalisme, pada akhirnya, dapat menjadi alat untuk kebaikan yang lebih besar, memungkinkan individu dengan sumber daya melimpah untuk berkontribusi pada dunia yang lebih baik.

Dengan pemahaman yang jelas tentang peta jalan ini, Anda dapat mulai merancang strategi finansial yang lebih cerdas, lebih terarah, dan pada akhirnya, lebih bermakna. Ingatlah, perjalanan menuju kebebasan finansial (financial freedom) adalah proses yang berkelanjutan, dan setiap langkah maju adalah bagian dari evolusi Anda dalam permainan kapitalisme.