Timothy Ronald Bongkar 5 Level Manusia di Game Kapitalisme, Dari Tukar Waktu ke Uang hingga Mengubah Dunia
- Instagram: @timothyronaldd
Satu tingkat di atas pekerja biasa adalah Pekerja Terampil. Individu di level ini menukar keterampilan khusus mereka dengan uang yang umumnya memiliki keterampilan lebih tinggi di pasar. Contohnya termasuk desainer grafis, coding, insinyur, konsultan, atau profesional lainnya, yang mendapat upah lebih tinggi tetapi masih menukar waktu yang mereka punya untuk uang.
Pekerja terampil memiliki pengetahuan untuk melihat tangga kapitalisme ke depan sehingga berpotensi untuk naik ke jenjang karir yang lebih tinggi dan mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi. Penghasilan level dua beragam, mulai dari Rp10 juta, ratusan juta hingga ratusan juta per bulan.
Meski pendapatan lebih besar, Timothy mengatakan kalangan pekerja terampil harus bekerja lebih lama karena bergantung penuh kepada pemberi kerja. Ia menyarankan kepada para pekerja terampil untuk mencari pekerjaan yang memiliki bayaran paling besar di pasar tenaga kerja.
Menurut miliarder muda ini, ada dua sektor paling cuan untuk pekerja terampil yaitu sektor finansial dan insinyur (engineer) baik di bidang teknologi maupun elektronika. Timothy mengatakan, dua sektor tersebut clear karena memberikan gaji awal sudah sangat besar.
Level 3: Pengusaha – Membangun Sistem untuk Menghasilkan Uang
Level ketiga adalah pengusaha, di mana individu mulai bergeser dari menukar waktu atau keterampilan menjadi membangun sistem untuk menghasilkan uang. Pengusaha memahami konsep leverage, yaitu kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya lain seperti karyawan, modal, dan teknologi untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Mereka adalah pencipta lapangan kerja dan inovator yang melihat peluang di pasar.
Peran seorang pengusaha memiliki pemahaman sangat kompleks, menuntut penguasaan berbagai keterampilan mulai dari pemasaran, penjualan, operasional, keuangan, hingga manajemen sumber daya manusia (HR). Level ini memiliki risiko tertinggi karena kegagalan bisnis dapat berujung pada kebangkrutan dan kerugian besar. Namun, di sisi lain, potensi skalabilitas dan penghasilan yang bisa dicapai juga tidak terbatas, dari Rp 20 juta hingga Rp20 miliar per bulan.