56 Persen Milenial dan Gen Z Hidup dari Gaji ke Gaji, Ini Tips Mengubah Nasib Finansial Anda

Ilustrasi dompet kosong
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Banyak anak muda saat ini menghadapi kenyataan pahit: gaji habis bahkan sebelum akhir bulan. Survei Deloitte Global 2024 menunjukkan bahwa 56% generasi muda di seluruh dunia hidup dari paycheck to paycheck, alias gaji langsung habis untuk memenuhi kebutuhan bulanan. 

Cara Daftar Kartu Prakerja Lewat HP, Bisa Dapat Uang hingga Rp700.000!

 

Di Indonesia sendiri, fenomena ini sangat terasa, terutama bagi mereka yang tinggal di kota besar dengan biaya hidup yang terus meningkat.

Insentif Rp700.000 untuk Pengangguran, Begini Cara Klaimnya!

 

Kondisi ini diperparah dengan tekanan sosial, rendahnya literasi keuangan, serta sulitnya akses ke produk keuangan yang adil dan transparan. Banyak anak muda takut menggunakan kartu kredit karena khawatir terjebak utang dan biaya tersembunyi. 

BPNT 2025 Sudah Cair? Cek NIK dan Nama Anda di Sini

 

Namun, kenyataannya, dengan pendekatan yang tepat dan pemilihan alat keuangan yang bijak, Anda tetap bisa mengelola keuangan secara sehat. Berikut ini 7 langkah penting yang bisa Anda terapkan agar tidak terus hidup dari gaji ke gaji.

 

1. Buat Anggaran Bulanan yang Realistis

 

Langkah pertama yang wajib Anda lakukan adalah menyusun anggaran. Banyak orang merasa sudah hemat, tapi uang tetap tidak cukup. Itu karena mereka tidak punya perencanaan. 

 

Gunakan metode 50/30/20: 50% untuk kebutuhan pokok seperti makan dan sewa, 30% untuk gaya hidup, dan 20% untuk tabungan atau investasi. Pastikan anggaran ini ditinjau dan disesuaikan setiap bulan.

 

2. Catat dan Evaluasi Pengeluaran Harian

 

Tanpa catatan pengeluaran, Anda akan kesulitan mengontrol keuangan. Gunakan aplikasi pencatat keuangan seperti Money Lover, Spendee, atau fitur di mobile banking. Dengan mencatat, Anda bisa tahu ke mana uang Anda pergi. Misalnya, membeli kopi seharga Rp30.000 setiap hari bisa jadi pengeluaran Rp900.000 per bulan.

 

3. Hindari Gaya Hidup Konsumtif

 

Budaya FOMO (Fear of Missing Out) dan tekanan sosial media kerap membuat kita boros untuk hal yang tidak perlu. Jangan merasa harus ikut-ikutan nongkrong atau beli gadget terbaru agar tidak dianggap ketinggalan zaman. Hidup sederhana bukan berarti tidak sukses, melainkan sadar prioritas.

 

4. Mulai Nabung Emas atau Investasi Kecil

 

Anda bisa memulai investasi dengan modal kecil. Nabung emas misalnya, bisa dilakukan lewat aplikasi Pegadaian Digital, BRImo, atau Tokopedia Emas mulai dari Rp10.000. 

 

Jika Anda tertarik ke aset digital, bisa juga mulai investasi Bitcoin dalam jumlah kecil melalui platform resmi seperti Indodax atau Pintu. Gunakan metode Dollar-Cost Averaging agar tidak terjebak harga tinggi.

 

5. Pilih Produk Keuangan yang Transparan

 

Banyak anak muda skeptis terhadap kartu kredit, dan itu wajar. Namun kini mulai bermunculan produk keuangan yang lebih adil. Solusi seperti itu sangat membantu agar Anda belajar bertanggung jawab tanpa takut terjebak utang.

 

6. Siapkan Dana Darurat, Berapa pun Nominalnya

 

Dana darurat adalah penyelamat saat situasi tak terduga terjadi: sakit, PHK, atau barang penting rusak. Targetkan punya dana minimal 3 bulan pengeluaran. Jika sulit, mulai saja dari Rp50.000 per minggu. Yang penting adalah konsistensi, bukan besarannya.

 

7. Tingkatkan Skill agar Penghasilan Ikut Naik

 

Jika sudah hidup hemat tapi masih pas-pasan, artinya Anda perlu menambah pendapatan. Ikuti pelatihan dari Kartu Prakerja, kursus online, atau freelance sesuai minat Anda. Skill seperti desain, menulis, atau digital marketing bisa dijadikan side income yang menjanjikan.

 

Survei Deloitte menyoroti kenyataan bahwa generasi muda tidak malas, hanya tertahan oleh sistem dan kondisi ekonomi yang menekan. Namun bukan berarti tidak ada jalan keluar. 

 

Dengan strategi keuangan yang terukur, penggunaan produk finansial yang transparan, dan peningkatan diri yang konsisten, Anda bisa keluar dari jeratan hidup dari gaji ke gaji. Selamat mencoba!