Waspadai Modus Penipuan yang Kuras Isi Rekening, Ini Cara Kerja dan Tips Mencegahnya
- Freepik
Lifestyle – Di era serba digital, kenyamanan transaksi perbankan dan dompet digital disertai risiko baru: penipuan siber. Salah satu modus yang makin sering terjadi adalah penipuan yang secara diam-diam menguras isi rekening korbannya.
Sayangnya, banyak orang baru menyadari saat saldo mereka sudah raib. Berikut ini penjelasan lengkap tentang berbagai modus penipuan yang dapat menguras isi rekening, serta langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegahnya.
1. Phishing Akun Email
Modus ini sering dimulai dari email atau pesan teks palsu yang menyerupai institusi resmi, seperti Google, bank, atau marketplace. Anda diminta mengklik tautan dan memasukkan data login Anda.
Setelah pelaku berhasil masuk ke akun email Anda, mereka bisa mereset password aplikasi keuangan seperti DANA, OVO, atau M-Banking. Dengan mengakses email dan OTP Anda, saldo rekening dapat dikuras dalam hitungan menit.
Tips: Jangan klik tautan mencurigakan. Periksa alamat email pengirim dan aktifkan verifikasi dua langkah (2FA) di semua akun penting Anda.
2. APK Berbahaya di WhatsApp dan Telegram
Modus ini menyebar lewat file APK yang dikirim melalui pesan WhatsApp atau grup Telegram, biasanya disamarkan sebagai undangan pernikahan atau konfirmasi pengiriman paket. Saat diinstal, APK tersebut membawa malware yang bisa membaca SMS, OTP, dan mengakses aplikasi keuangan Anda.
Malware seperti "Tria" bahkan bisa merekam layar dan mencuri informasi login hingga mengambil alih akun Anda secara total.
Tips: Jangan pernah instal APK dari luar Google Play Store. Nonaktifkan izin instalasi aplikasi dari sumber tidak dikenal di pengaturan ponsel Anda.
3. QR Code Palsu (Quishing)
Pelaku menyebarkan QR code palsu, biasanya di tempat umum, media sosial, atau lewat pesan. Saat dipindai, QR tersebut akan membuka situs palsu yang meminta data login atau menginstal malware di ponsel Anda.
Modus ini sering menyasar pengguna yang kurang waspada dan terburu-buru.
Tips: Jangan sembarang pindai QR code, terutama dari sumber tak dikenal. Gunakan aplikasi keamanan untuk memindai URL tujuan sebelum mengaksesnya.
4. Penyamaran Sebagai Akun Resmi
Penipu sering membuat akun palsu yang menyerupai akun resmi lembaga pemerintah, bank, atau perusahaan besar. Mereka menawarkan bantuan, hadiah, atau promosi untuk membuat korban tertarik memberikan data pribadi.
Begitu pelaku mendapatkan data seperti NIK, OTP, atau PIN, mereka bisa mengakses dompet digital dan rekening Anda.
Tips: Pastikan Anda hanya berinteraksi dengan akun yang sudah terverifikasi (centang biru) dan jangan pernah memberikan OTP atau PIN kepada siapa pun.
Dampak yang Ditimbulkan
Jika menjadi korban modus ini, Anda bisa mengalami:
- Kehilangan seluruh saldo rekening atau dompet digital.
- Data pribadi seperti KTP, email, dan nomor HP tersebar.
- Stres dan kesulitan finansial karena uang lenyap tanpa jejak.
- Akses akun keuangan terblokir oleh bank untuk sementara.
Cara Mencegah Rekening Terkuras
Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat Anda lakukan:
1. Aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) untuk semua akun email dan keuangan.
2. Gunakan antivirus dan pemindai malware pada ponsel dan laptop Anda.
3. Hindari mengklik tautan mencurigakan di email, pesan, atau grup chat.
4. Jangan pernah memberikan OTP atau PIN meskipun diminta oleh "petugas".
5. Laporkan akun penipuan ke pihak berwenang dan media sosial.
Jika sudah jadi korban, segera lakukan langkah darurat berikut:
- Hubungi bank atau aplikasi dompet digital Anda untuk memblokir akun.
- Laporkan ke polisi atau cyber crime unit.
- Ganti semua password dan pastikan menggunakan perangkat yang bersih.
- Laporkan ke OJK melalui nomor 157 atau situs resmi OJK jika terkait fintech.
Modus penipuan yang mengincar rekening makin beragam dan canggih. Dengan mengetahui cara kerja pelaku dan menerapkan langkah pencegahan, Anda bisa terhindar dari kehilangan saldo secara tiba-tiba. Ingat, waspada adalah perlindungan terbaik dari kerugian finansial.