Gen Z Wajib Tahu! Ini Cara Membangun Dana Darurat Meski Gaji Pas-Pasan
- Freepik
Lifestyle – Memasuki dunia kerja adalah fase baru yang penuh tantangan, terutama bagi Gen Z yang baru merasakan gaji pertama. Rasa ingin menikmati hasil jerih payah sering kali membuat pengeluaran tak terkendali.
Namun, ada satu hal penting yang sering diabaikan: dana darurat. Meski gaji masih terbatas, memiliki dana cadangan adalah pondasi penting untuk membangun stabilitas finansial sejak dini.
Dana darurat bukan hanya tabungan biasa. Ini adalah uang yang disiapkan untuk menghadapi kejadian tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, sakit mendadak, atau perbaikan rumah mendesak.
Tanpa dana darurat, Anda berisiko terjebak utang atau stres saat masalah datang. Kabar baiknya, Anda tidak perlu penghasilan besar untuk mulai membangun dana ini.
Berikut adalah cara-cara realistis bagi Gen Z untuk mengumpulkan dana darurat meski gaji belum besar:
1. Tentukan Nominal Target Dana Darurat
Umumnya, dana darurat yang ideal adalah 3–6 kali total pengeluaran bulanan. Misalnya, jika biaya hidup Anda Rp3 juta per bulan, maka target dana darurat adalah antara Rp9 juta–Rp18 juta. Anda tidak perlu mencapainya dalam waktu singkat—bagi menjadi target tahunan atau bulanan agar terasa ringan.
2. Pisahkan Rekening Khusus untuk Dana Darurat
Agar tidak tercampur dengan uang belanja, buat rekening terpisah khusus untuk dana darurat. Pilih rekening tabungan yang tanpa kartu ATM atau tidak mudah diakses agar tidak tergoda menggunakannya. Tujuannya adalah agar uang tersebut benar-benar hanya digunakan saat krisis.
3. Sisihkan Otomatis di Awal Gajian
Prinsip utama membangun dana darurat adalah menyisihkan di awal, bukan menunggu sisa. Begitu gaji masuk, langsung alokasikan minimal 10% untuk dana darurat. Gunakan fitur autodebet jika perlu agar Anda tidak lupa. Meski hanya Rp300.000 per bulan, dalam setahun Anda sudah punya Rp3,6 juta.
4. Kurangi Pengeluaran yang Tidak Penting
Tinjau kembali pos-pos pengeluaran harian Anda. Mungkin selama ini terlalu sering jajan kopi kekinian, langganan aplikasi yang jarang dipakai, atau ikut tren belanja online. Potong sebagian pengeluaran tersebut dan alihkan ke dana darurat. Sedikit demi sedikit akan jadi bukit.
5. Manfaatkan Pendapatan Tambahan
Gen Z sangat melek digital dan punya banyak peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Mulai dari freelance, jadi reseller, hingga content creator di media sosial. Setiap penghasilan tambahan ini bisa Anda dedikasikan khusus untuk dana darurat, tanpa mengganggu pengeluaran utama.
6. Gunakan Uang Kaget secara Cerdas
Jika Anda mendapatkan THR, bonus, cashback, atau hadiah undian, jangan buru-buru membelanjakannya. Sisihkan sebagian besar ke dana darurat. Uang "kaget" ini bisa mempercepat Anda mencapai target tanpa mengurangi kenyamanan bulanan.
7. Evaluasi dan Tingkatkan Secara Bertahap
Setelah mencapai target minimal, jangan berhenti. Evaluasi kembali apakah kebutuhan hidup Anda meningkat (misalnya karena pindah kos atau naik cicilan), dan tingkatkan jumlah dana darurat sesuai kebutuhan. Ingat, semakin matang finansial Anda, semakin besar cadangan yang sebaiknya disiapkan.
Memiliki dana darurat akan memberikan rasa aman dan kontrol dalam menghadapi ketidakpastian. Gen Z yang mampu membangun dana ini sejak awal karier akan lebih siap menghadapi risiko tanpa perlu mengandalkan utang.
Meski gaji masih terbatas, bukan berarti Anda tidak bisa mulai. Yang penting adalah niat, disiplin, dan konsistensi. Yuk, mulai amankan masa depan Anda sekarang juga!