Gen Z Wajib Nyimak! Ini 7 Kesalahan Finansial yang Sering Terjadi di Awal Karier, Waspadai Sebelum Terlambat!
- Freepik
Lifestyle – Masuk ke dunia kerja adalah fase baru yang menyenangkan sekaligus menantang, terutama bagi Gen Z yang kini mulai memasuki usia produktif. Gaji pertama terasa seperti pencapaian besar—dan memang seharusnya begitu.
Namun, di balik euforia itu, ada jebakan keuangan yang sering tidak disadari. Banyak dari Gen Z melakukan kesalahan finansial di awal karier yang berdampak pada kondisi keuangan jangka panjang.
Hal ini bisa dimaklumi. Sistem pendidikan jarang membahas pengelolaan uang secara praktis, sementara godaan gaya hidup digital sangat besar. Dari promo paylater hingga tren belanja impulsif, semuanya terasa "normal", padahal bisa merusak kestabilan finansial Anda.
Berikut ini tujuh kesalahan finansial yang umum terjadi di kalangan Gen Z saat mulai bekerja, dan bagaimana cara menghindarinya.
1. Menghabiskan Gaji Tanpa Rencana
Banyak Gen Z merasa gaji adalah hadiah, bukan alat. Akibatnya, gaji habis dalam hitungan hari untuk kebutuhan konsumtif. Padahal, perencanaan keuangan dasar seperti membagi pos pengeluaran (kebutuhan, tabungan, hiburan) sangat penting. Mulailah membuat anggaran sejak bulan pertama bekerja.
2. Tidak Menyisihkan Dana Darurat
Kebanyakan Gen Z mengabaikan dana darurat karena merasa masih muda dan sehat. Padahal, risiko bisa datang kapan saja—dari laptop rusak hingga PHK mendadak. Idealnya, siapkan dana darurat setara 3–6 bulan pengeluaran, disimpan di rekening terpisah yang mudah diakses tapi tidak mudah tergoda.
3. Terlalu Bergantung pada Paylater dan Kredit Konsumtif
Layanan paylater memang memudahkan, tapi juga bisa menjebak. Banyak Gen Z terlena karena merasa cicilannya kecil. Tanpa disadari, utang konsumtif menumpuk dan menggerus gaji bulan depan. Gunakan paylater hanya jika benar-benar dibutuhkan, dan pastikan mampu membayar penuh sebelum jatuh tempo.
4. Tidak Belajar soal Investasi sejak Dini
Investasi sering dianggap hal rumit atau hanya untuk orang kaya. Padahal, semakin cepat Anda mulai, semakin besar efek compounding-nya. Mulailah dari instrumen yang mudah diakses seperti reksa dana atau emas digital. Banyak platform kini menyediakan edukasi gratis dan simulasi untuk pemula.
5. Mengikuti Gaya Hidup Teman Tanpa Menyesuaikan Kondisi
FOMO (Fear of Missing Out) bisa jadi musuh besar finansial Gen Z. Mengikuti nongkrong mewah, belanja trendi, atau staycation tiap akhir pekan bisa membuat Anda mengorbankan tujuan jangka panjang hanya demi validasi sosial. Pahami kemampuan finansial Anda dan belajar bilang “tidak” tanpa merasa bersalah.
6. Tidak Mencatat Pengeluaran Harian
Meskipun terdengar sepele, mencatat pengeluaran bisa membantu Anda memahami pola boros yang tak disadari. Banyak Gen Z malas melakukannya karena merasa repot. Gunakan aplikasi pencatat keuangan agar lebih praktis, atau cukup catat manual di notes ponsel setiap kali mengeluarkan uang.
7. Meremehkan Pentingnya Asuransi
Sebagian Gen Z merasa asuransi tidak penting, apalagi jika sudah merasa sehat. Padahal, perlindungan dasar seperti BPJS, asuransi kesehatan tambahan, atau asuransi jiwa jika sudah punya tanggungan, sangat penting untuk mencegah kerugian finansial besar. Jangan tunggu kejadian tak diinginkan baru sadar perlunya proteksi.
Kesalahan finansial di awal karier bukan akhir dari segalanya. Justru, masa muda adalah saat terbaik untuk belajar, salah, dan memperbaikinya.
Dengan kesadaran dan pengetahuan yang tepat, Gen Z bisa membentuk kebiasaan keuangan yang sehat sejak dini. Ingat, keberhasilan finansial bukan hanya soal seberapa besar penghasilan Anda, tapi juga seberapa bijak Anda mengelolanya.