Kebiasaan Orang Baduy Gak Pakai Sandal, Kenapa?

Baduy
Sumber :
  • Wonderful Indonesia

Menurut sejarah, Suku Baduy dipercaya merupakan keturunan dari Kerajaan Pajajaran yang mengasingkan diri ke Pegunungan Kendeng setelah kekalahan mereka dari Kesultanan Banten pada abad ke-16. Tradisi berjalan tanpa alas kaki menjadi salah satu cara untuk mempertahankan identitas budaya mereka di tengah tekanan modernisasi.

Baduy Dalam juga memandang kebiasaan ini sebagai bentuk asketisme, yaitu hidup sederhana dan menjauhkan diri dari kemewahan duniawi. Dengan tidak menggunakan alas kaki, mereka menunjukkan bahwa kebutuhan material bukanlah prioritas, melainkan ketaatan pada nilai-nilai spiritual dan adat.

Tradisi Lain yang Mendukung Gaya Hidup Baduy Dalam

Selain larangan menggunakan alas kaki, Baduy Dalam memiliki sejumlah tradisi lain yang mencerminkan komitmen mereka terhadap kesederhanaan dan kelestarian alam. Salah satunya adalah tradisi Kawalu, yaitu puasa yang dilakukan tiga kali selama tiga bulan sebagai bentuk penyucian diri. 

Mereka juga melarang penggunaan teknologi modern, seperti listrik dan perangkat elektronik, serta membatasi interaksi dengan orang luar untuk menjaga kemurnian adat. Pakaian serba putih yang mereka kenakan, lengkap dengan ikat kepala putih, juga menjadi simbol kesucian dan kesederhanaan.

Daya Tarik Wisata Budaya

Kebiasaan unik ini menjadikan Suku Baduy sebagai salah satu destinasi wisata budaya yang menarik di Indonesia. Wisatawan yang berkunjung ke Desa Kanekes tidak hanya dapat menyaksikan kehidupan masyarakat Baduy, tetapi juga belajar tentang nilai-nilai luhur yang mereka junjung.