Kisah Penemu Kadal Purba di Pulau Komodo: Ternyata Bukan Orang Indonesia

Komodo
Sumber :
  • Jo Kenaru/ NTT

Latar Belakang Van Steyn: Perwira Belanda di Tanah Kolonial

Jacques Karel Henri van Steyn van Hensbroek bukanlah ilmuwan, melainkan seorang perwira militer Belanda yang ditugaskan di wilayah Flores pada masa kolonial. Tugasnya sebagai bagian dari administrasi kolonial membuatnya sering berinteraksi dengan masyarakat lokal, yang menjadi sumber informasi awal tentang keberadaan kadal raksasa. 

Meskipun bukan orang Indonesia, peran Van Steyn sangat signifikan dalam mengungkap keberadaan Komodo kepada dunia. Kisahnya menunjukkan bagaimana kolonialisme, meskipun kontroversial, turut berkontribusi pada penemuan ilmiah di wilayah terpencil seperti Komodo.

Dampak Penemuan: Konservasi dan Warisan Dunia

Penemuan Van Steyn pada 1910 tidak hanya menambah khazanah ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi langkah awal bagi upaya konservasi global. Pada tahun 1915, Pemerintah Kolonial Belanda mengeluarkan peraturan perlindungan terhadap Komodo dan Pulau Komodo, menjadikannya salah satu kawasan konservasi pertama di dunia. 

Langkah ini diikuti dengan pendirian Taman Nasional Komodo pada 1980, yang kini mencakup Pulau Komodo, Rinca, Padar, Gili Motang, dan Nusa Kode. Pada 1991, UNESCO menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai Situs Warisan Dunia, dan pada 2011, pulau ini masuk dalam daftar New7Wonders of Nature, bersama keajaiban alam seperti Hutan Amazon dan Air Terjun Iguazu.

Keberadaan Komodo juga memengaruhi pariwisata di Labuan Bajo, yang kini menjadi destinasi superprioritas di Indonesia. Data dari Kementerian Pariwisata RI menunjukkan bahwa pada kuartal pertama 2025, pergerakan wisatawan domestik mencapai 282,41 juta, dengan Labuan Bajo sebagai salah satu tujuan utama berkat daya tarik Komodo.