Kisah Penemu Kadal Purba di Pulau Komodo: Ternyata Bukan Orang Indonesia

Komodo
Sumber :
  • Jo Kenaru/ NTT

Penasaran dengan laporan tersebut, Van Steyn memutuskan untuk menyelidiki sendiri. Ia memimpin ekspedisi ke Pulau Komodo, yang terletak di gugusan Kepulauan Sunda Kecil. Dengan persenjataan dan tim tentara terlatih, ia berhasil membunuh seekor kadal raksasa yang memiliki panjang sekitar 2,1 meter. 

Makhluk ini bukanlah buaya, melainkan kadal monitor dengan ukuran luar biasa. Van Steyn mendokumentasikan temuannya dengan mengambil foto dan kulit hewan tersebut, yang kemudian dikirim ke Pieter Antonie Ouwens, Direktur Museum Zoologi dan Kebun Raya Buitenzorg (kini Kebun Raya Bogor).

Pengakuan Ilmiah: Lahirnya Nama Varanus komodoensis

Pieter Ouwens, seorang ilmuwan Belanda, memainkan peran penting dalam mengenalkan kadal raksasa ini ke dunia ilmiah. Setelah memeriksa spesimen yang dikirim oleh Van Steyn, Ouwens menyadari bahwa hewan ini adalah spesies baru yang belum terdokumentasikan. 

Pada tahun 1912, ia menerbitkan jurnal ilmiah berjudul On a Large Varanus Species from an Island of Komodo di perpustakaan The New York Botanical Garden. Dalam publikasi ini, Ouwens secara resmi memberikan nama ilmiah Varanus komodoensis, merujuk pada lokasi penemuannya di Pulau Komodo. 

Penemuan ini menggemparkan dunia zoologi, karena kadal ini dianggap sebagai “fosil hidup” yang menyerupai dinosaurus purba.

Keberadaan Komodo segera menarik perhatian dunia. Reptil raksasa ini, dengan panjang rata-rata 2-3 meter dan berat hingga 100 kg, menjadi simbol keajaiban alam. Publikasi Ouwens memicu rasa ingin tahu para ilmuwan Eropa, yang kemudian berbondong-bondong mengunjungi Pulau Komodo untuk melihat langsung hewan yang dijuluki “Komodo Dragon” ini.