Virus Baru Muncul di Australia, Wisatawan Harus Waspada Hal Ini
- Pixabay
Lifestyle –Seorang pria di wilayah utara New South Wales, Australia, meninggal dunia akibat infeksi lyssavirus kelelawar Australia (Australian Bat Lyssavirus/ABLV), menjadikannya sebagai kasus pertama yang dikonfirmasi di negara bagian tersebut. Pria berusia 50-an tahun ini sebelumnya dilaporkan sempat mendapat perawatan medis setelah digigit kelelawar beberapa bulan sebelum kematiannya.
Kematian ini menandai kasus keempat ABLV yang tercatat di Australia, dan menggarisbawahi betapa seriusnya risiko infeksi meskipun tergolong langka. Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu, NSW Health menyatakan bahwa belum ada pengobatan efektif setelah gejala virus tersebut muncul. Lembaga kesehatan tersebut juga tengah melakukan investigasi untuk memastikan apakah ada faktor lain yang turut berkontribusi terhadap infeksi yang dialami oleh pria tersebut.
Trish Paterson, seorang pengasuh satwa liar berpengalaman lebih dari 30 tahun yang menjalankan Australian Bat Clinic and Wildlife Trauma Centre di Queensland, menyampaikan bahwa meski virus ini mematikan, tingkat penularannya ke manusia sangat rendah.
“Begitu Anda tertular, Anda hampir mati dan itulah sebabnya kami sebagai pengasuh harus divaksinasi,” katanya, melansir ABC News, Kamis 3 Juli 2025.
“Tetapi jika Anda tidak menyentuh [seekor] kelelawar, Anda tidak akan digigit atau dicakar," tambahnya.
Lyssavirus, Virus Mirip Rabies yang Mematikan
NSW Health menggambarkan lyssavirus sebagai "infeksi mirip rabies" yang menyerang sistem saraf pusat. Virus ini ditularkan melalui gigitan atau cakaran dari kelelawar yang terinfeksi. Meskipun kasusnya sangat jarang, virus ini bersifat mematikan setelah gejala klinis mulai muncul pada tubuh pasien.