Stop Stigma! 5 Mitos Tentang Disabilitas Rungu yang Harus Dihentikan
- Freepik
4. Mitos: Bahasa Isyarat Itu Universal dan Sama di Seluruh Dunia
Fakta: Sama seperti bahasa lisan, bahasa isyarat juga beragam dan spesifik di setiap negara, bahkan dapat bervariasi secara regional. Di Indonesia sendiri, bahasa isyarat yang diakui dan dikembangkan oleh komunitas Tuli adalah BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia), yang berbeda dengan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) yang digunakan di institusi pendidikan formal.
Penting untuk memahami bahwa bahasa isyarat adalah bahasa alami dengan tata bahasa dan struktur yang kompleks—bukan sekadar terjemahan dari kata per kata bahasa lisan. Pengenalan dan edukasi yang dilakukan oleh Grab melalui kolaborasi dengan Pusbisindo (Pusat Bahasa Isyarat Indonesia) dalam acara Teras Perwira menunjukkan komitmen untuk mempromosikan bahasa isyarat yang benar dan diakui oleh komunitas.
5. Mitos: Komunikasi Terbaik adalah dengan Berteriak atau Berbicara Lebih Keras
Fakta: Berbicara dengan suara yang lebih keras atau berteriak tidak akan membantu individu rungu memahami Anda, dan justru dapat menjadi gestur yang kasar atau tidak nyaman. Komunikasi yang efektif harus berfokus pada visual dan kejelasan.
Jika Anda belum menguasai bahasa isyarat, tips terbaik adalah berbicara dengan kecepatan normal, namun pastikan wajah Anda terlihat jelas (tanpa tertutup tangan atau masker), pertahankan kontak mata, dan gunakan gestur tubuh yang mendukung pesan Anda.
Langkah yang diambil Grab dengan menyediakan informasi bahasa isyarat di layanan GrabCar dan lokakarya interaktif adalah solusi nyata untuk menjembatani komunikasi, menunjukkan bahwa bahasa isyarat adalah kunci untuk komunikasi yang setara.