Stop Stigma! 5 Mitos Tentang Disabilitas Rungu yang Harus Dihentikan

Ilustrasi bahas isyarat
Sumber :
  • Freepik

Penyandang disabilitas rungu yang mengidentifikasi diri sebagai bagian dari Komunitas Tuli lebih memilih istilah Tuli. Menggunakan bahasa isyarat dan menghargai Budaya Tuli adalah wujud nyata dukungan terhadap kesetaraan, bukan sekadar mengatasi "kekurangan" pendengaran.

3. Mitos: Orang Rungu Tidak Dapat Menyetir atau Bekerja dengan Baik

Fakta: Anggapan bahwa keterbatasan pendengaran menghalangi kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan yang kompleks atau tugas yang membutuhkan kewaspadaan (seperti menyetir) adalah mitos yang sepenuhnya keliru. Individu rungu memiliki indra visual yang sangat terasah dan dapat sepenuhnya memenuhi persyaratan lisensi mengemudi.

Program Teman Setara

Photo :
  • Istimewa

Dalam konteks pekerjaan, mereka adalah pekerja yang berdaya dan berintegritas. Inisiatif GrabAccess dan Teman Setara membuktikan hal ini, di mana pada tahun 2024, tercatat sebanyak 135.000 Mitra Perempuan dan Mitra Penyandang Disabilitas telah memperoleh penghasilan melalui platform Grab. 

Melalui pelatihan, mereka justru menjadi lebih percaya diri. Ibu Yani, pemilik kedai Gado Gado Seruni yang mengikuti lokakarya, mengatakan, “Mengikuti pelatihan ini membuat saya jauh lebih percaya diri saat berinteraksi dengan Mitra Pengemudi maupun pelanggan disabilitas rungu.” 

Kemampuan bekerja mereka hanya dibatasi oleh kurangnya akses dan komunikasi yang inklusif.