Cara Bagi Peran Ayah dan Ibu di Rumah Tangga Gen Z, Bikin Harmonis atau Sebabkan Masalah?
- Pixabay
Lifestyle –Perubahan zaman dan pergeseran nilai-nilai sosial telah memengaruhi cara keluarga modern mengelola rumah tangga. Generasi Z yang kini mulai memasuki usia dewasa dan membangun keluarga, hadir dengan perspektif baru dalam membagi peran antara ayah dan ibu. Jika dahulu pengasuhan dan urusan domestik sepenuhnya diemban oleh ibu, maka saat ini banyak pasangan Gen Z yang mengupayakan pembagian peran secara adil dan setara.
Fenomena ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan nilai kesetaraan gender dan pentingnya kolaborasi dalam rumah tangga. Namun di balik semangat positif tersebut, muncul pertanyaan: apakah cara bagi peran ala Gen Z ini menciptakan keharmonisan dalam keluarga, atau justru menimbulkan gesekan karena harapan yang tidak selaras?
Transformasi Peran dalam Rumah Tangga: Dulu dan Sekarang
Pada generasi sebelumnya, struktur peran rumah tangga cenderung bersifat konvensional dan hierarkis. Suami bekerja di luar rumah, sedangkan istri mengurus anak dan seluruh pekerjaan domestik. Model ini dianggap ideal dan sudah tertanam kuat dalam budaya masyarakat.
Namun, dalam konteks parenting modern, khususnya pada pasangan milenial dan Gen Z, pola tersebut mulai ditinggalkan. Kedua pasangan sering kali sama-sama bekerja dan memiliki tanggung jawab finansial yang seimbang. Oleh karena itu, pembagian peran di rumah pun menjadi lebih fleksibel, berdiskusi, dan disesuaikan dengan kemampuan serta waktu masing-masing.
Nilai Keluarga Gen Z dan Kesetaraan dalam Rumah Tangga
Generasi Z dibesarkan di tengah perkembangan teknologi, akses luas terhadap informasi, serta eksposur terhadap isu kesetaraan gender sejak dini. Hal ini membentuk pola pikir bahwa peran rumah tangga dan parenting tidak boleh bergantung pada jenis kelamin semata.