Studi: Jadi Kakek-Nenek Ternyata Mahal Banget!

Ilustrasi kakek dan cucu
Sumber :
  • Freepik

  1. Pembayaran biaya sehari-hari dan kebutuhan pokok (makanan, bahan makanan).
  2. Pembelian pakaian dan sepatu.
  3. Biaya perjalanan atau liburan keluarga.
  4. Dukungan pendidikan (dana kuliah, uang sekolah, les).
  5. Bantuan biaya perawatan kesehatan.

Selain bantuan moneter, aspek pengasuhan juga membebani biaya. Diketahui bahwa 16% kakek-nenek memiliki setidaknya satu cucu yang tinggal di rumah mereka, sebuah realitas yang secara langsung meningkatkan biaya rumah tangga dan tanggung jawab pengasuhan primer.

Faktor yang mendukung tingkat dukungan ini adalah fakta bahwa kakek-nenek saat ini memegang sebagian besar kekayaan di Amerika Serikat. Meskipun ini memberi mereka kemampuan untuk membantu, ini juga menempatkan mereka pada posisi sebagai penyedia dukungan finansial utama bagi anak dan cucu mereka.

Tren Kenaikan Biaya dan Peran yang Berkembang

Dukungan finansial dari kakek-nenek sejatinya bukan fenomena baru. Patty David, Vice President of Consumer Insights untuk AARP, mencatat bahwa pada studi kakek-nenek tahun 2018, rata-rata pengeluaran tahunan berada di sekitar $2.600. Kenaikan angka menjadi $4.000 enam tahun kemudian dianggap sebagai perkembangan yang wajar dan sesuai dengan eskalasi biaya hidup.

David juga menyoroti tantangan lain: lebih dari setengah kakek-nenek memiliki setidaknya satu cucu yang tinggal lebih dari 200 mil jauhnya. Jarak ini berarti bahwa biaya untuk berkunjung saja sering kali menjadi beban finansial tersendiri, menambah total pengeluaran tahunan.

Namun, penting untuk ditekankan bahwa kontribusi kakek-nenek jauh melampaui nilai uang. David mengingatkan bahwa jika masalah keuangan menjadi kendala, ada banyak cara lain bagi kakek-nenek untuk memberikan nilai kepada kehidupan cucu mereka.