Anak SD Suka K-pop, Orang Tua Harus Dukung atau Khawatir?

SEVENTEEN di UNESCO Youth Forum.
Sumber :
  • Pledis Entertainment

Psikolog anak, Dr. Ani Wijaya, mengatakan bahwa anak-anak usia SD masih dalam tahap pembentukan identitas diri, sehingga paparan berlebihan terhadap idola dapat memengaruhi kepercayaan diri mereka jika tidak diimbangi dengan bimbingan orang tua.

Peran Orang Tua dalam Mendampingi Minat Anak

Orang tua memiliki peran krusial dalam memastikan bahwa ketertarikan anak terhadap K-pop tetap sehat dan seimbang. Pertama, penting untuk membuka komunikasi yang terbuka dengan anak. Tanyakan alasan mereka menyukai K-pop, apakah karena musiknya, tariannya, atau cerita di balik idola favorit mereka. 

Dengan memahami minat anak, orang tua dapat mengarahkan antusiasme tersebut ke arah yang positif, seperti mendorong mereka untuk mengikuti kelas tari atau belajar bahasa Korea secara formal.

Kedua, atur batasan waktu layar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan anak usia 5-11 tahun tidak menghabiskan lebih dari dua jam per hari untuk aktivitas layar rekreasi. Orang tua dapat menggunakan aplikasi pengatur waktu atau fitur parental control untuk memantau penggunaan media sosial dan platform streaming. 

Selain itu, libatkan anak dalam aktivitas offline, seperti olahraga atau kegiatan keluarga, untuk menjaga keseimbangan antara dunia digital dan nyata.

Ketiga, edukasi anak tentang literasi finansial dan media. Jelaskan bahwa tidak semua merchandise atau konten berbayar perlu dibeli untuk menikmati K-pop. Ajak anak untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta diskusikan dampak iklan atau promosi yang mereka lihat di media sosial. Dengan pendekatan ini, anak dapat belajar membuat keputusan yang bijak sejak dini.