Mendikdasmen Rekomendasikan Cara Berpikir Komputasional Sejak Dini, Apa Saja Manfaatnya?

Ilustrasi anak belajar.
Sumber :
  • Djarum Foundation.

“Dari berbagai riset yang kami pelajari, berpikir komputasional dapat melatih cara berpikir kritis, numerasi, literasi dan sains yang dinilai dalam tes PISA,” ujar Primadi dalam keterangannya, dikutip Selasa 29 Juli 2025. 

 

Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menjadi salah satu daerah yang serius mengembangkan pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) sejak usia dini. Sejak 2023, pelatihan dan pendampingan berpikir komputasional telah menjangkau berbagai jenjang satuan PAUD hingga SD/MI, melibatkan ratusan guru dan ribuan siswa. Sebagai salah satu momentum dari rangkaian program ini, lebih dari 250 siswa SD/MI mengikuti Festival dan Lomba Berpikir Komputasional di Pendopo Kabupaten Kudus pada Minggu 27 Juli 2025 lalu. 

 

Berpikir komputasional mulai diperkenalkan di Kudus pada 2023 melalui pendampingan bagi kepala sekolah dan guru dari 36 satuan PAUD, yang memberi manfaat bagi lebih dari 10.300 siswa. Inisiatif ini diperluas melalui kerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Kudus yang pada 2024 mendiseminasikan pelatihan kepada 160 guru TK, KB, SPS, dan Taman Pengasuhan Anak (TPA). 

 

Sejak akhir 2024, program penguatan berpikir komputasional diperluas ke 11 SD/MI, menjangkau lebih dari 4.900 siswa penerima manfaat. Dalam waktu dua bulan, skor rata-rata siswa kelas 4 sampai 6 dalam tes BEBRAS—sebuah inisiatif internasional yang mengukur keterampilan Computational Thinking—meningkat 62 persen dari skor awal.