Kebiasaan Sehari-hari yang Sering Dilakukan Ini, Diam-diam Membentuk Sifat Negatif Anak

Ilustrasi mengajarkan empati pada anak
Sumber :
  • Freepik

Interaksi manusia adalah kunci bagi anak untuk belajar kontak mata, nada suara, empati, dan membaca ekspresi wajah. Jika waktu bersama digantikan oleh layar, anak bisa mengalami kesulitan dalam berfokus, menjadi kurang sabar, dan tidak peka terhadap isyarat sosial.

Masalahnya bukan sekadar durasi screen time, tapi hilangnya waktu berharga untuk berinteraksi, berimajinasi, atau bahkan merasakan bosan yang justru dapat memicu kreativitas. Kehadiran orang tua dalam momen kecil jauh lebih bermakna daripada kehadiran teknologi.

4. Selalu Menyelesaikan Masalah Anak

Saat anak kesulitan mengikat tali sepatu, bertengkar dengan temannya, atau kehilangan barang, reaksi spontan orang tua adalah segera membantu. Tujuannya baik menghindari tangisan atau menghemat waktu.

Namun jika dilakukan terus-menerus, ini akan menanamkan keyakinan bahwa anak tidak mampu menyelesaikan masalah sendiri. Padahal, dari perjuangan kecil sehari-hari inilah rasa percaya diri tumbuh.

Memberi ruang untuk gagal, mencoba lagi, dan berpikir sendiri adalah cara terbaik untuk mengajarkan ketangguhan. Kalimat seperti, “Mau coba dulu sambil Ibu lihat?” bisa sangat membantu anak membangun kemampuan problem solving sejak dini.

5. Mengandalkan Ancaman untuk Mendisiplinkan