Viral! Anak Usia 2 Tahun Sudah Main Medsos, Perlukah Khawatir?

Ilustrasi memotret anak
Sumber :
  • Freepik

Namun, tidak semua dampak bersifat negatif. Konten edukatif yang dirancang khusus untuk anak, seperti lagu-lagu pendidikan atau cerita interaktif, dapat mendukung pembelajaran dini jika digunakan dengan pengawasan. Kuncinya adalah memilih konten yang sesuai dengan usia dan membatasi waktu penggunaan. 

AAP merekomendasikan agar anak usia 2-5 tahun hanya terpapar layar selama maksimal satu jam per hari, dengan pendampingan orang tua untuk membantu anak memahami konten yang dilihat.

Risiko Paparan Media Sosial pada Balita

Penggunaan media sosial oleh anak usia 2 tahun menimbulkan beberapa risiko yang perlu diwaspadai. Pertama, paparan konten yang tidak sesuai usia, seperti iklan, video kekerasan, atau bahasa yang tidak pantas, dapat memengaruhi perkembangan emosional anak. 

Platform media sosial seperti YouTube atau TikTok sering kali menggunakan algoritma yang menampilkan konten berdasarkan interaksi pengguna, yang tidak selalu ramah anak. Kedua, penggunaan layar yang berlebihan dapat mengurangi waktu untuk aktivitas fisik dan interaksi sosial, yang penting untuk perkembangan motorik dan keterampilan sosial. 

Ketiga, ada risiko kecanduan layar, di mana anak menjadi rewel atau sulit diatur ketika akses ke perangkat digital dibatasi. Penelitian dari National Institute of Health (NIH) menunjukkan bahwa paparan layar yang berlebihan pada anak usia dini dapat meningkatkan risiko gangguan tidur dan perilaku impulsif.

Selain itu, orang tua perlu waspada terhadap dampak privasi dan keamanan digital. Anak-anak yang mengakses media sosial, meskipun hanya untuk menonton, dapat secara tidak sengaja terpapar iklan bertarget atau berbagi informasi pribadi melalui perangkat yang tidak diatur dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk mengaktifkan pengaturan keamanan, seperti mode anak di aplikasi atau filter konten, untuk meminimalkan risiko ini.