Menentukan Jenis Kelamin Bayi dari Bentuk Perut Ibu Hamil, Emang Bisa?

Ilustrasi anak laki-laki dan perempuan
Sumber :
  • Pixabay

Dari perspektif medis, bentuk perut ibu hamil tidak memiliki korelasi langsung dengan jenis kelamin bayi. Menurut spesialis kebidanan dan kandungan, bentuk perut selama kehamilan lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti struktur tubuh ibu, kekuatan otot perut, posisi janin, jumlah air ketuban, dan jumlah kehamilan yang pernah dialami. Misalnya, ibu dengan otot perut yang kuat cenderung memiliki perut yang lebih kecil dan menonjol ke depan, sedangkan ibu yang telah melahirkan beberapa kali mungkin memiliki perut yang lebih lebar karena otot perut yang lebih rileks.

Selain itu, posisi janin dalam rahim juga memainkan peran besar. Janin yang berada dalam posisi kepala di bawah (cephalic) dapat membuat perut terlihat lebih lonjong, sedangkan posisi melintang (transverse) dapat membuat perut tampak lebih bulat. 

Faktor lain, seperti tinggi badan ibu, distribusi lemak tubuh, dan ukuran janin, juga turut memengaruhi bentuk perut. Oleh karena itu, dokter menegaskan bahwa bentuk perut bukanlah indikator yang dapat diandalkan untuk menentukan jenis kelamin bayi.

Saat ini, metode yang paling akurat untuk mengetahui jenis kelamin bayi adalah melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada usia kehamilan sekitar 18–22 minggu. USG dapat mendeteksi organ kelamin janin dengan tingkat akurasi hingga 95%, tergantung pada posisi janin dan kualitas alat yang digunakan. 

Selain USG, tes genetik seperti Non-Invasive Prenatal Testing (NIPT) juga dapat memberikan informasi tentang jenis kelamin bayi dengan akurasi yang lebih tinggi, meskipun tes ini biasanya dilakukan untuk tujuan medis tertentu.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Bentuk Perut Ibu Hamil

Untuk memahami mengapa bentuk perut bervariasi, penting untuk mengetahui beberapa faktor yang memengaruhinya: