Penyebab Anak Nangis Tanpa Sebab dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi anak menangis
Sumber :
  • Pixabay

Lifestyle –Tangisan anak sering kali menjadi misteri bagi orang tua, terutama ketika tidak ada penyebab yang jelas. Anak yang menangis tanpa alasan yang terlihat dapat membuat orang tua merasa bingung, cemas, bahkan frustrasi. Namun, di balik tangisan tersebut, selalu ada faktor pemicu, baik fisik, emosional, maupun lingkungan, yang mungkin tidak langsung terdeteksi. 

Memahami penyebab anak menangis tanpa sebab yang jelas adalah langkah awal untuk membantu mereka merasa nyaman dan aman. Artikel ini akan menguraikan secara mendalam berbagai penyebab umum tangisan anak tanpa sebab yang jelas, didukung oleh fakta ilmiah, serta memberikan panduan praktis bagi orang tua untuk mengatasinya dengan tepat.

Penyebab Fisik yang Memicu Tangisan

Salah satu penyebab utama anak menangis tanpa sebab yang jelas adalah ketidaknyamanan fisik. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), anak-anak, terutama balita, sering kali belum mampu mengomunikasikan ketidaknyamanan fisik mereka secara verbal. Misalnya, rasa lapar, haus, atau kelelahan dapat memicu tangisan. Pada bayi, kolik—yaitu tangisan intens yang berlangsung lama tanpa sebab medis yang jelas—mempengaruhi sekitar 20% bayi di bawah usia 3 bulan.

Selain itu, masalah kesehatan ringan, seperti sakit perut, gigi yang sedang tumbuh, atau infeksi telinga, juga dapat menyebabkan tangisan. Sebuah studi dalam Journal of Pediatric Health Care (2020) menunjukkan bahwa infeksi telinga pada anak usia 6-36 bulan sering kali hanya terdeteksi melalui tangisan yang tidak biasa. Orang tua disarankan untuk memeriksa tanda-tanda fisik, seperti demam, perubahan pola makan, atau gerakan tangan ke telinga, untuk mengidentifikasi masalah ini.

Faktor Emosional dan Psikologis

Anak-anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun, masih belajar mengelola emosi mereka. Menurut psikolog anak Dr. Tovah Klein, penulis How Toddlers Thrive (2014), tangisan tanpa sebab yang jelas sering kali merupakan ekspresi dari emosi yang tidak dapat diungkapkan, seperti kecemasan, frustrasi, atau kebosanan. Misalnya, perubahan rutinitas, seperti pindah rumah atau masuk sekolah baru, dapat memicu stres yang diekspresikan melalui tangisan.