Niatnya Dokumentasi, Nyatanya Celah Hacker! Ini Risiko Foto Anak di Media Sosial

Ilustrasi hacker
Sumber :
  • freepik

Lifestyle –Sharenting, yaitu kebiasaan orangtua membagikan foto dan cerita anak di media sosial, telah menjadi fenomena yang luas di era digital saat ini. Banyak orangtua yang ingin membagikan kebahagiaan dan momen berharga bersama buah hati kepada keluarga dan teman. Namun, dibalik niat positif tersebut, tanpa disadari sharenting bisa membuka celah bagi peretasan data pribadi anak.

Foto-foto yang diunggah di internet tidak hanya mudah diakses oleh publik, tetapi juga bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melancarkan serangan siber seperti pencurian identitas dan akses akun secara ilegal. Oleh karena itu, penting bagi setiap orangtua untuk memahami risiko keamanan yang menyertai aktivitas sharenting dan menerapkan pola asuh digital yang bijak serta proteksi data yang efektif.

Risiko Keamanan Siber dari Foto Anak di Media Sosial

Foto anak yang diunggah ke media sosial membawa risiko yang tidak bisa dianggap remeh. Peretas atau pelaku kejahatan siber kerap menggunakan teknik social engineering untuk mengumpulkan informasi dari foto yang tersebar. Misalnya, gambar yang menunjukkan lokasi rumah, sekolah, atau kebiasaan anak dapat menjadi pintu masuk untuk melakukan penipuan, pencurian data, bahkan penculikan. Selain itu, metadata yang menyertai foto digital seperti waktu pengambilan gambar dan koordinat GPS juga bisa menjadi sumber informasi bagi pihak yang berniat jahat.

Beberapa kasus peretasan bahkan bermula dari konten sharenting yang membocorkan data sensitif. Akun media sosial yang tidak dilindungi dengan baik dapat diretas, lalu digunakan untuk tujuan yang merugikan. Ketika akun tersebut berisi banyak informasi dan foto anak, konsekuensi kerugiannya bisa jauh lebih besar, termasuk penyebaran foto anak tanpa izin atau manipulasi data pribadi.

Potensi Ancaman Lain dari Sharenting

Selain risiko peretasan, sharenting juga membuka peluang terjadinya penyalahgunaan foto anak. Foto yang tersebar luas di internet rentan disalahgunakan untuk tujuan kriminal, termasuk eksploitasi anak dan pemalsuan identitas digital. Hal ini tidak hanya mengancam keamanan fisik anak, tetapi juga menimbulkan dampak psikologis yang serius ketika anak menyadari bahwa gambarnya telah dipergunakan tanpa persetujuan.