Kenapa Keripik Bikin Nagih? Penjelasan Ilmiah yang Jarang Kita Sadari
- AI Gemini
Para ahli neuroscience menjelaskan hal ini dengan teori ’liking’ (menyukai) dan ’wanting’ (menginginkan). Kita mungkin sudah cukup secara rasa (liking), tapi otak tetap memicu dorongan wanting ingin lebih banyak meski tubuh tidak membutuhkannya lagi.
Profesor Kent Berridge, seorang pakar neuroscience dari University of Michigan, menjelaskan bahwa perbedaan ’liking’ dan ’wanting’ inilah yang membuat orang bisa makan berlebihan. Otak terus memberi sinyal keinginan meski kepuasan rasa sudah tercapai.
Bukti Ilmiah: Keripik Bisa “Meng-hack” Otak
Penelitian dari University of Michigan menemukan bahwa makanan olahan tinggi seperti keripik dan cookies bisa memicu respons otak mirip dengan substansi adiktif. Studi tersebut menunjukkan bahwa orang mengalami craving (dorongan kuat), sulit berhenti, bahkan rela mengabaikan kontrol diri demi terus makan.
“Makanan olahan sangat memenuhi kriteria adiksi, termasuk adanya craving, penggunaan kompulsif, dan perubahan suasana hati,” pemimpin penelitian, Psikolog Ashley Gearhardt, PhDseperti dikutip dari laman Business Insider.
Dengan kata lain, tidak sekadar makanan ringan, keripik bisa memengaruhi otak seperti ’zat adiktif ringan’.