Kenapa Jumat Siang Kita Cenderung Lebih Banyak Makan?
- iStock
Lifestyle –Pernahkah kamu merasa porsi makan siang di hari Jumat lebih banyak dari biasanya? Entah itu nasi padang, ayam goreng, atau mie ayam favorit, Jumat siang seolah jadi momen 'balas dendam' sebelum akhir pekan.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di satu tempat, tapi dialami banyak pekerja kantoran di berbagai negara. Kenapa bisa begitu? Ternyata ada 4 penjelasan psikologis dan sosial di baliknya. Simak penjelasan lengkapnya di sini!
1. Efek Psikologis Menjelang Akhir Pekan
Hari Jumat punya makna khusus karena menandakan akhir dari rutinitas kerja yang melelahkan.Peneliti perilaku makan dari Cornell University, Dr. Brian Wansink pernah menjelaskan bahwa suasana hati dan ekspektasi sosial dapat memengaruhi seberapa banyak seseorang makan.
“Ketika orang merasa akhir pekan sudah dekat, mereka cenderung lebih permisif terhadap diri sendiri, termasuk dalam hal makan. Itu yang membuat konsumsi makanan bisa meningkat di hari Jumat,”kata dia.
Dengan kata lain, makan siang di Jumat bukan hanya soal lapar, tapi juga bentuk self-reward setelah melewati hampir satu minggu penuh tekanan kerja.
2. Tekanan Kerja yang Mereda
Di awal minggu, pekerja biasanya masih fokus mengejar target. Tapi saat Jumat siang, sebagian besar target mingguan sudah diselesaikan, atau setidaknya sudah tidak terlalu ketat. Beban kerja yang mereda ini membuat orang merasa lebih rileks dan berani ’menyantap lebih banyak’.
Dalam psikologi dikenal istilah stress relief eating, yaitu pola makan berlebih ketika stres menurun. Jadi, begitu pikiran lebih tenang, tubuh memberi sinyal bahwa tidak masalah jika makan lebih banyak.
3. Faktor Sosial: Makan Siang Bersama Rekan Kerja
Jumat sering jadi momen makan siang bareng teman kantor, entah di warung dekat kantor, restoran, atau bahkan delivery makanan yang lebih spesial dari biasanya. Interaksi sosial ini ikut memengaruhi porsi makan.
“Orang cenderung makan lebih banyak ketika mereka makan bersama dibandingkan ketika mereka makan sendiri, karena faktor sosial membuat mereka kurang fokus pada jumlah makanan yang dikonsumsi,” Dr. Wansink juga menambahkan.
Itulah kenapa di hari Jumat, ketika suasana kantor lebih santai dan makan siang lebih sering dilakukan bersama, konsumsi makanan pun bisa meningkat.
4. Hubungan dengan Mood dan Energi Tubuh
Selain faktor psikologis dan sosial, ada pula kaitannya dengan mood. Menurut riset psikologi kesehatan, orang yang merasa senang atau antusias cenderung lebih menikmati makanan dan kurang mengendalikan porsinya.
Hari Jumat biasanya membawa mood positif karena akhir pekan sudah di depan mata. Kombinasi antara rasa lega, antusiasme, dan energi sosial inilah yang mendorong orang untuk makan lebih banyak.
Apakah Ini Berbahaya?
Makan lebih banyak di hari Jumat sebenarnya tidak berbahaya jika tidak berlebihan dan bisa diimbangi dengan pola makan sehat di hari lain. Namun, jika kebiasaan ini diikuti dengan makan berlebih sepanjang akhir pekan, maka asupan kalori bisa menumpuk dan berdampak pada berat badan.
Dr. Wansink menekankan pentingnya kesadaran diri.
“Nikmati makanan, tetapi tetap sadar dengan porsi. Perayaan tidak harus berarti makan berlebihan,” kata dia.