Wukuf di Cuaca Ekstrem Saat Haji Bisa Picu Heatstroke yang Mengancam, Begini Cara Lindungi Diri Sebelum Terlambat
- Pixaby
Selama musim haji, heatstroke sendiri tidak bisa dihindari, mengapa? Sebab saat musim haji bertepatan dengan musim panas di sana. Selama pelaksanaan haji berlangsung, suhu di Makkah dan sekitarnya dapat menembus 45°C. Alhasil, kombinasi antara cuaca ekstrem, padatnya jemaah, antrean panjang, dan aktivitas fisik seperti tawaf dan sa’i sangat rentan menyebabkan tubuh kehilangan cairan dengan cepat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyoroti peningkatan kasus heatstroke di musim haji dalam beberapa dekade terakhir, khususnya pada jemaah yang kurang persiapan fisik dan tidak terbiasa dengan cuaca gurun.
Siapa yang Paling Rentan Terkena Heatstroke?
Tak semua orang memiliki daya tahan tubuh yang sama terhadap panas ekstrem. Berikut kelompok yang paling rentan:
- Lansia (usia di atas 60 tahun)
- Penderita penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, jantung
- Jemaah dengan berat badan berlebih
- Orang yang sedang kurang tidur atau stres
- Mereka yang belum beradaptasi dengan suhu tinggi
Profesor kedokteran intensif di University College London, Dr. Hugh Montgomery menjelaskan bahwa ketika sistem sirkulasi terganggu akibat suhu tinggi, pasien lansia dan mereka dengan kondisi jantung menjadi kelompok yang paling rentan karena tubuh mereka lambat merespons perubahan suhu.
Maka dari itu, kenali gejala awal heatstroke untuk mencegah terjadinya kefatalan. Beberapa gejala awal yang patut diwaspadai antara lain, kulit panas, kering, dan memerah, sakit kepala berdenyut hebat, mual, muntah, kebingungan, disorientasi. Selain itu gejala lainnya juga meliputi detak jantung meningkat, tidak berkeringat meski suhu tinggi hingga kejang atau kehilangan kesadaran. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala di atas, segera ambil tindakan. Jangan tunda. Sebab jika tidak ditangani cepat, risiko yang mengintai antara lain: