Cara Mengetahui Bahan Makanan Masih Aman Diolah Setelah Beberapa Hari Dibeli
- Freepik
Lifestyle –Kasus keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di kabupaten Bandung Barat terus menjadi sorotan publik. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari sampel makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diperiksa ditemukan bakteri Salmonella dan Bacillus Cereus.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Labkes Dinas Kesehatan Jawa Barat dr Ryan Bayusantika Ristandi menjelaskan salah satu penyebab utama kontaminasi, adalah rentang waktu penyiapan hingga penyajian makanan yang terlalu lama, sehingga memungkinkan bakteri berkembang biak.
Berkaca pada kasus tersebut, sebagai seorang ibu kita juga semakin waspada bukan hanya saat anak di sekolah tapi juga saat kita mempersiapkan makanan untuk keluarga. Sebab tidak sedikit dari kita yang sering berbelanja dalam jumlah besar untuk disimpan dan diolah beberapa hari kemudian.
Lantas berapa batas waktu yang aman untuk mengolah bahan makanan yang disimpan dari kulkas agar terhindar dari keracunan? Sebab keamanan pangan sangat penting, mengingat menurut data data CDC (Centers for Disease Control and Prevention, AS), jutaan orang mengalami keracunan makanan setiap tahunnya, dan sebagian besar kasus berawal dari penyimpanan yang kurang tepat. Maka, mengenali tanda makanan masih aman atau tidak sangat membantu mencegah risiko kesehatan.
Prinsip Dasar Menilai Kesegaran Bahan Makanan
Ada tiga hal utama yang bisa jadi acuan sederhana:
1. Penampilan (warna dan bentuk)
- Daging segar harus berwarna cerah (merah untuk sapi, pink untuk ayam, transparan segar untuk ikan).
- Sayuran segar tampak hijau atau berwarna alami sesuai jenisnya, tidak menghitam.
2. Aroma
- Daging atau ikan segar tidak berbau menyengat. Jika mulai berbau asam, amis tajam, atau menyengat, berarti sudah tidak aman.
- Sayuran yang masih segar tidak berbau busuk atau basi.
3. Tekstur
- Daging segar terasa kenyal saat ditekan, bukan lengket atau berlendir.
- Sayuran segar tetap renyah, bukan lembek dan berair.
Namun, para ahli menekankan bahwa penampilan dan bau saja tidak selalu cukup untuk menilai keamanan makanan. Ada bakteri berbahaya yang tidak mengubah tampilan maupun aroma, tetapi tetap bisa menyebabkan sakit seperti penjelasan dari profesor dan pakar keamanan pangan dari North Carolina State University, Dr. Benjamin Chapman.
Dalam wawancara yang dimuat oleh NC State Extension Food Safety, Chapman menegaskan untuk tidak hanya mengandalkan Indera untuk menilai keamanan makanan.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan indera untuk menilai keamanan makanan. Bakteri berbahaya tidak selalu mengubah rasa, bau, atau tampilan. Aturan paling aman adalah mengikuti pedoman waktu simpan,” kata dia.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa disiplin mengikuti batas penyimpanan lebih penting daripada sekadar feeling bahwa makanan masih terlihat baik.
Batas Aman Penyimpanan Berbagai Jenis Bahan
Selain mengandalkan indera, penting untuk memperhatikan lamanya penyimpanan dan suhu tempat menyimpan makanan.
Untuk ayam mentah, sebaiknya hanya disimpan 1–2 hari di kulkas dengan suhu maksimal 4°C. Jika ingin lebih tahan lama, ayam bisa dibekukan di freezer dengan suhu -18°C, yang memungkinkan bertahan hingga 9–12 bulan.
Daging sapi atau kambing mentah dapat bertahan sedikit lebih lama di kulkas, yaitu sekitar 3–5 hari. Bila dibekukan, daging jenis ini bisa disimpan hingga 6–12 bulan.
Sementara itu, ikan segar jauh lebih cepat rusak. Di kulkas, ikan hanya bisa bertahan 1–2 hari. Kalau langsung dibekukan, ikan bisa disimpan lebih lama, berkisar antara 3–8 bulan, tergantung jenis dan cara penyimpanannya.
Untuk sayuran berdaun seperti bayam atau selada, kesegarannya biasanya hanya bertahan 3–5 hari di kulkas. Jika dibekukan, bisa awet 8–12 bulan, meskipun teksturnya bisa berubah setelah dicairkan. Sayuran jenis lain seperti brokoli, wortel, atau kembang kol umumnya lebih tahan lama, bisa sekitar satu minggu di kulkas, dan hingga 10–12 bulan jika disimpan di freezer.
Produk olahan pun punya batas simpan sendiri. Susu cair setelah dibuka biasanya hanya aman 5–7 hari di kulkas dan tidak disarankan untuk dibekukan. Tahu dan tempe umumnya bertahan 2–3 hari di kulkas, tetapi jika dibekukan bisa awet hingga 2–3 bulan.
Tips Praktis Agar Makanan Lebih Tahan Lama
- Gunakan wadah tertutup rapat – mencegah kontaminasi silang dan memperlambat pembusukan.
- Atur suhu kulkas dengan benar – idealnya ≤4°C untuk makanan segar dan ≤-18°C untuk freezer.
- Jangan menjejalkan kulkas terlalu penuh – sirkulasi udara dingin harus lancar.
- Pakai sistem FIFO (first in, first out) – makanan yang lebih dulu dibeli, lebih dulu dipakai.
- Bekukan dalam porsi kecil – agar mudah dicairkan sesuai kebutuhan, bukan mencairkan lalu membekukan ulang.
Mengetahui apakah makanan masih aman diolah bukan hanya soal mencium atau melihat warnanya. Daging, ikan, maupun sayuran memang bisa menunjukkan tanda busuk yang jelas, tetapi ada risiko tersembunyi dari bakteri yang tidak bisa terdeteksi indera.
Kuncinya ada pada:
- Mengecek penampilan, aroma, dan tekstur.
- Mengetahui batas aman penyimpanan sesuai jenis bahan.
- Menyimpan makanan dengan cara yang tepat agar tidak cepat rusak.
Jika ragu, lebih baik dibuang daripada mengambil risiko sakit. Seperti kata Dr. Chapman, mengikuti aturan penyimpanan adalah cara paling aman menjaga kesehatan keluarga dari bahaya keracunan makanan.