Kenapa Jumat Sore Selalu Terasa Lama? Mengulik Fenomena ‘Friday Syndrome’ yang Bikin Mager di Kantor

Ilustrasi kerja
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Pernahkah kamu duduk di meja kantor, melirik jam berulang kali, dan merasa jarum jam hampir tidak bergerak setiap Jumat sore? Rasanya seperti waktu berhenti, pekerjaan terasa makin berat, dan pikiranmu sudah melayang membayangkan nongkrong atau rebahan di rumah.

Fenomena ini ternyata bukan hal aneh, bahkan ada istilah yang sering dipakai Friday Syndrome. Kenapa hal ini bisa terjadi? Mari kita ulas penjelasan psikologisnya.

Friday Syndrome merujuk pada kondisi di mana pekerja merasa kurang fokus, malas, bahkan tidak produktif menjelang akhir pekan. Otak dan tubuh seakan menolak bekerja lebih keras karena energi sudah menipis, sementara semangat liburan justru semakin meningkat.

Fenomena ini sangat umum, terutama di kota besar. Banyak orang yang menyebut Jumat sebagai hari paling “mager” di kantor, tetapi sekaligus paling ditunggu karena identik dengan awal kebebasan.

Menurut psikologi, salah satu faktor utama di balik Friday Syndrome adalah apa yang disebut anticipatory mood atau suasana hati karena menantikan sesuatu. Ketika kita tahu liburan sudah dekat, otak mulai membayangkan betapa menyenangkannya akhir pekan berkumpul bersama teman, tidur lebih lama, atau sekadar bersantai tanpa beban pekerjaan.

Fenomena ini berkaitan erat dengan teori affective forecasting, kemampuan manusia memprediksi emosi masa depan. Masalahnya, antisipasi ini membuat kita sulit menikmati momen saat ini. Pikiran tidak lagi tertuju pada pekerjaan hari itu, melainkan pada kesenangan yang akan datang. Hasilnya? Fokus menurun, produktivitas ikut merosot, dan waktu terasa berjalan lebih lambat.

Penjelasan ini bukan sekadar asumsi. Sebuah penelitian berjudul Not Every Day is Monday for Employees Confined due to COVID-19: Anticipatory Happiness Matters meneliti fenomena ini secara mendalam. Studi tersebut dilakukan oleh tim peneliti di Spanyol dengan metode diary study (mencatat mood harian) selama lima hari kerja penuh.

Hasilnya menarik:

  • Perasaan bahagia karena antisipasi akhir pekan (anticipatory happiness) relatif stabil dari Senin sampai Rabu.
  • Mulai meningkat pada hari Kamis.
  • Mencapai puncaknya di hari Jumat.

“Kami menemukan pola perubahan berbentuk kurva, dengan percepatan peningkatan kebahagiaan antisipatif tepat sebelum akhir pekan,” demikian dalam laporan penelitian itu.

Para peneliti juga menegaskan siklus ini berulang setiap minggu: Senin biasanya penuh tekanan, kemudian suasana hati meningkat perlahan, hingga Jumat mencapai titik paling optimis sebelum turun lagi setelah akhir pekan.

Lebih lanjut, mereka menuliskan bahwa dalam studi harian kedua … ada siklus berulang di mana kebahagiaan antisipatif relatif stabil dari Senin hingga Rabu, mulai meningkat pada Kamis, dan mencapai skor tertinggi rata-rata pada Jumat.

Dengan kata lain, bukan hanya faktor lelah kerja yang membuat Jumat sore terasa lama, tapi juga karena otak kita sedang disibukkan oleh bayangan bahagia tentang liburan. Semakin kuat antisipasi itu, semakin berat pula rasanya menunggu jam pulang.

Kenapa Waktu Terasa Lebih Lambat di Jumat Sore?

Jika ditanya, banyak orang merasa Jumat sore seperti “dipanjangkan.” Ada beberapa alasan psikologis di balik hal ini:

  1. Perhatian Terganggu
    Fokus terpecah karena pikiran sudah melayang pada rencana weekend. Ketika perhatian tidak menyatu pada pekerjaan, waktu terasa berjalan lebih pelan.
  2. Motivasi Menurun
    Hadiah emosional (liburan) sudah ada di depan mata.
    Akibatnya, motivasi untuk menyelesaikan tugas menurun drastis.
  3. Kelelahan Kumulatif
    Setelah bekerja penuh dari Senin sampai Kamis, energi fisik dan mental menurun.
    Kombinasi lelah dan bosan membuat kita lebih mudah terdistraksi.
  4. Imajinasi yang Aktif
    Bayangan tentang makan malam bersama teman, nonton film, atau tidur siang panjang membuat pekerjaan terasa makin tidak menarik dibandingkan apa yang menanti setelah jam kerja.

Strategi Menghadapi Friday Syndrome

Meski terasa wajar, Friday Syndrome bisa merugikan jika tidak dikelola dengan baik. Ada beberapa cara agar Jumat tetap produktif tanpa mengorbankan mood santai:

  1. Selesaikan Pekerjaan Berat Sebelum Jumat
    Atur jadwal agar tugas-tugas besar selesai di Kamis.
    Sisakan pekerjaan ringan untuk Jumat, sehingga pikiran lebih lega.
  2. Gunakan Jumat Pagi untuk Fokus
    Pagi hari biasanya energi masih cukup stabil. Manfaatkan untuk menyelesaikan hal-hal penting sebelum rasa malas datang di sore hari.
  3. Beri Diri Reward Kecil
    Misalnya, izinkan diri minum kopi favorit atau mendengarkan musik santai di sela pekerjaan.
    Hal ini bisa menjaga mood tetap positif.
  4. Anggap Jumat sebagai Hari Transisi
    Alih-alih memaksakan diri seperti hari biasa, jadikan Jumat sebagai momen bridging antara kerja dan liburan.
  5. Tetap Realistis dengan Ekspektasi
    Sadari bahwa produktivitas di Jumat tidak akan setinggi Senin.
    Dengan begitu, kamu tidak merasa frustrasi saat konsentrasi menurun.