Minyak Goreng Jenis Ini Bisa Sebabkan Masalah Penyakit Jantung

Ilustrasi minyak
Sumber :
  • Pixabay

Lifestyle –Makanan yang dimasak dengan cara digoreng atau deep fried menjadi jenis yang paling banyak disukai masyarakat Indonesia. Bukan tanpa sebab, makanan jenis ini memiliki tekstur krispy dan biasanya lebih gurih dibanding dengan jenis makanan yang diolah dengan teknik memasak lainnya.

Maka tak heran jika konsumsi minyak goreng di Indonesia terbilang tinggi. Namun perlu diingaat minyak yang kamu gunakan untuk memasak memengaruhi masalah kesehatanmu. Ya, beberapa minyak goreng bisa menyebabkan masalah jantung jika digunakan dalam jangka panjang. 

Menurut Direktur dan Kepala Unit Kardiologi di Paras Health, Dr. Amit Bhushan Sharma, beberapa minyak goreng yang banyak digunakan justru dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, kolesterol tinggi, serta peradangan kronis.

”Ini karena minyak tersebut kaya akan lemak jenuh atau lemak trans, atau melalui proses pengolahan yang terlalu berat sehingga kehilangan nilai gizi dan justru menghasilkan senyawa berbahaya,” kata dia dikutip dari laman Hindustime, Kamis 11 September 2025.

Lantas apa saja jenis minyak goreng yang yang dapat merusak kesehatan jantung dan meningkatkan risiko penyakit jantung menurut pakar? Berikut ini rangkumannya.

1. Minyak terhidrogenasi

Hidrogenasi adalah proses mengubah lemak cair (minyak) menjadi lemak padat dengan menambahkan hidrogen. Proses ini menghasilkan produk berupa minyak terhidrogenasi parsial dan sering kali dikenal sebagai lemak trans yang sangat berbahaya bagi kesehatan jantung.

Menurut American Heart Association, lemak trans dapat meningkatkan kadar LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan HDL (kolesterol baik), sehingga risiko penyakit jantung dan stroke ikut naik. Dr. Bhushan menegaskan agar minyak jenis ini sama sekali tidak digunakan.

2. Minyak sawit

Minyak sawit murah dan banyak dipakai dalam makanan olahan maupun untuk menggoreng. Namun, kandungan lemak jenuhnya cukup tinggi, yang bisa meningkatkan LDL kolesterol dan memicu aterosklerosis (penyempitan arteri akibat penumpukan plak). Sebuah studi dalam Journal of Nutrition menemukan bahwa konsumsi minyak sawit berhubungan dengan kadar kolesterol total yang lebih tinggi. Dr. Bhushan memperingatkan bahwa konsumsi rutin, terutama lewat makanan gorengan, bisa berdampak buruk pada kesehatan jantung.

3. Minyak nabati rafinasi

Minyak seperti minyak bunga matahari, kedelai, dan jagung yang telah melalui proses rafinasi mungkin terlihat sehat. Tapi sebenarnya proses penyulingan menghilangkan nutrisi alami serta meninggalkan residu kimia dan lemak teroksidasi. Minyak ini juga kaya asam lemak omega-6 yang jika berlebihan justru memicu peradangan, salah satu faktor utama penyakit jantung. Sebaiknya pilih versi cold-pressed atau yang minim proses, dan gunakan secukupnya.

4. Minyak biji kapas

Sering ditemukan pada makanan ringan dan fast food, minyak biji kapas termasuk minyak rafinasi yang tinggi lemak jenuh dan omega-6. Selain itu, minyak ini bisa mengandung gossypol, racun alami pada tanaman kapas, yang berpotensi berdampak buruk bagi kesehatan jika tidak sepenuhnya dihilangkan saat proses produksi. Kandungan omega-6 yang terlalu tinggi dibanding omega-3 juga bisa mengganggu keseimbangan lemak sehat dalam tubuh, sehingga membahayakan jantung.

5. Minyak kelapa (jika dikonsumsi berlebihan)

Meskipun belakangan disebut-sebut sebagai minyak sehat. Minyak kelapa mengandung sekitar 90% lemak jenuh, bahkan lebih tinggi daripada mentega, menurut Harvard Health. Dalam jumlah kecil, minyak kelapa mungkin memberi manfaat, tetapi pemakaian berlebihan dapat meningkatkan LDL kolesterol, apalagi jika dipakai untuk deep fried. Dr. Bhushan menekankan bahwa kuncinya adalah moderasi, karena penggunaan berlebih justru bisa meniadakan manfaatnya.

Lalu, minyak apa yang sebaiknya dipakai?

Menurut Dr. Bhushan, penggunaan minyak seperti minyak mustard, minyak kacang tanah, minyak dedak padi, dan jenis tertentu minyak zaitun dalam jumlah sedang masih cukup aman. Minyak-minyak ini kaya lemak tak jenuh tunggal dan antioksidan, yang dapat membantu menurunkan kolesterol jahat serta mendukung kesehatan jantung.

Selain itu, variasi dan keseimbangan juga penting. Tidak ada satu minyak yang benar-benar sempurna, tetapi dengan bergantian menggunakan pilihan minyak sehat, kamu bisa lebih baik melindungi kesehatan jantung.