Bukan Manja, Tapi Butuh Dihargai: Pentingnya Validasi Emosi untuk Ibu Rumah Tangga

Ilustrasi Emosi Ibu Rumah Tangga
Sumber :
  • Freepik

  • Depresi jangka panjang, akibat akumulasi perasaan tidak dihargai.
  • Kehilangan kepercayaan diri, karena merasa kontribusinya tidak berarti.
  • Kesepian emosional, meski berada di tengah keluarga.
  • Burnout atau kelelahan emosional, yang bisa berujung pada gangguan fisik.
  • Kesulitan membangun ikatan yang sehat dengan pasangan atau anak-anak karena merasa hubungan berlangsung satu arah.

Validasi bukan sekadar perhatian sesaat—ini kebutuhan dasar yang jika diabaikan, bisa menjadi luka emosional yang dalam dan memengaruhi kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.

Mengapa Penghargaan Emosional Itu Krusial

Psikolog klinis yang juga penulis buku Emotional First Aid, Dr. Guy Winch menyebutkan bahwa kebutuhan untuk merasa dihargai adalah fondasi dari hubungan sehat, baik dalam pernikahan maupun keluarga. Ketika ibu rumah tangga mendapatkan validasi, mereka cenderung merasa lebih terhubung secara emosional dengan pasangan dan anak-anak, serta memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi.

Validasi juga bisa menjadi bentuk dukungan tak kasatmata yang menguatkan. Kalimat sederhana seperti ‘Terima kasih sudah mengurus semua hari ini’ atau ‘Aku lihat kamu sudah kerja keras’ bisa membuat perbedaan besar.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

  1. Mulai dengan mendengarkan. Ketika ibu rumah tangga menyampaikan keluh kesah, dengarkan tanpa langsung memberi solusi atau membandingkan.
  2. Ungkapkan penghargaan secara verbal. Kata-kata memiliki kekuatan. Gunakan untuk membangun, bukan mengabaikan.
  3. Libatkan diri dalam pekerjaan rumah tangga. Pembagian tugas yang adil akan mengurangi beban emosional.
  4. Berikan ruang pribadi. Ibu rumah tangga juga manusia yang butuh waktu untuk dirinya sendiri tanpa rasa bersalah.
  5. Ajak bicara profesional. Jika terlihat tanda stres berlebihan atau depresi, jangan ragu untuk menghubungi psikolog atau konselor.