Wanita Korban Stalking Berisiko Alami Serangan Jantung dan Stroke

Ilustrasi wanita jadi korban stalking
Sumber :
  • Freepik

Banyak pengalaman hidup yang penuh tekanan memang diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti kehilangan orang tercinta atau bangkrut, tetapi ini adalah penelitian pertama yang menghubungkannya dengan penguntitan.

Bahaya dari Penguntitan

Penulis utama studi yang juga profesor epidemiologi psikiatri di Harvard T.H. Chan School of Public Health, Dr. Karestan Koenen, mengungkap bahwa bagi banyak orang, menguntit terlihat seperti hal yang tidak terlalu serius karena sering kali tidak melibatkan kontak fisik. Padahal, menguntit memiliki dampak psikologis yang besar dan bisa berpengaruh pada kesehatan fisik.

“Studi ini kami menegaskan bahwa bentuk kekerasan terhadap perempuan yang umum terjadi, tidak melibatkan kontak fisik, namun bisa dicegah ini adalah ancaman kesehatan dan harus diperlakukan sebagaimana publik menganggap serius perilaku merokok atau pola makan yang buruk.,” kata dia dikutip dari laman The Telegraph.

Sementara itu, peneliti epidemiologi di Harvard, Dr. Rebecca Lawn,  mengatakan bahwa menguntit sering dianggap sebagai bentuk kekerasan yang tidak melibatkan kontak fisik, sehingga terlihat kurang serius. Namun temuan ini menunjukkan bahwa penguntitan tidak boleh diremehkan.

“Penguntitan bisa terjadi dalam jangka panjang, dan perempuan sering melaporkan sampai harus membuat perubahan besar dalam hidupnya, seperti pindah rumah. Mungkin karena secara alami kita sering memikirkan kembali peristiwa yang terjadi pada diri kita, sehingga membuat kita mengalami situasi itu berulang kali,” kata dia.

Di sisi lain, mantan ketua American Heart Association’s Clinical Cardiology & Stroke Women’s Health Science Committee, Dr. Harmony Reynolds, menambahkan bahwa meski penelitian ini menunjukkan risikonya sedang dalam jangka waktu lama, temuan ini menegaskan bahwa rasa tidak aman bisa memengaruhi tubuh, bukan hanya pikiran.