Kenapa Karyawan Sering Ngumpat Diam-Diam Kalau Bosnya Nyebelin? Ini Penjelasan Psikologisnya

Ilustrasi mengumpat
Sumber :
  • Freepik

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jessica Rodell, Associate Professor Manajemen di University of Georgia, menemukan bahwa mengeluh bersama rekan kerja justru bisa memperburuk keadaan.

Dalam penelitiannya, Rodell menjelaskan bahwa kita biasanya menganggap mendengarkan itu baik… tapi hanya mendengarkan bisa memperkuat pandangan negatif dan membuat orang terus memikirkan pengalaman buruk tersebut.

Artinya, semakin sering kita mengumpat atau mengeluh pada rekan kerja, semakin besar kemungkinan kita larut dalam emosi negatif. Alih-alih membantu, perilaku ini justru bisa membuat kita semakin marah dan sulit memaafkan bos yang dianggap menyebalkan.

Dampak Mengumpat terhadap Kesehatan Mental

  1. Emosi negatif bertahan lebih lama
    Terlalu sering venting membuat pikiran terus terfokus pada hal-hal yang membuat stres. Ini bisa meningkatkan hormon kortisol yang memicu kecemasan, gangguan tidur, dan penurunan energi.
  2. Lingkungan kerja yang lebih toksik
    Keluhan yang berulang menciptakan suasana negatif di kantor. Rekan kerja bisa saling terpengaruh, sehingga rasa lelah emosional menyebar ke seluruh tim.
  3. Munculnya disonansi emosional
    Ketika karyawan harus tetap tersenyum di depan bos padahal kesal di dalam hati, ini menciptakan emotional dissonance. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memicu burnout, keluhan psikosomatik, dan bahkan keinginan untuk resign.

Hubungan dengan Bos Toksik

Fenomena ini biasanya makin kuat ketika karyawan menghadapi bos yang toksik, pemimpin yang sering merendahkan, terlalu mengontrol, atau menciptakan ketakutan di tempat kerja.