Tidur Larut Malam Ternyata Bisa Bikin Otak 'Busuk' Secara Perlahan

Ilustrasi Bangun Tidur
Sumber :
  • Times of India

Lifestyle –Tidur larut malam sering kali dianggap hal biasa, apalagi di tengah gaya hidup modern yang penuh tuntutan. Banyak orang yang harus lembur pekerjaan atau terlalu asyik dengan gadget hingga lupa waktu.

Namun, tahukah kamu bahwa kebiasaan tidur larut malam bisa berdampak serius pada kesehatan otak? Kurang tidur bukan hanya membuat kita mengantuk keesokan harinya.

Dalam jangka panjang, otak bisa mengalami penurunan fungsi, kesulitan menyimpan memori, gangguan konsentrasi, hingga meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer. Para ahli menyebut kondisi ini bisa diibaratkan sebagai brain rot, penurunan kualitas otak yang terjadi perlahan-lahan.

Salah satu pakar tidur dunia yang juga profesor neuroscience dan psikologi di University of California, Berkeley, Dr. Matthew Walker, Ph.D, menjelaskan bahwa tidur adalah sistem perawatan paling ampuh yang dimiliki otak. Sayangnya, tidur sering diabaikan.

Banyak yang menganggap tidur hanyalah waktu istirahat, padahal otak bekerja sangat aktif saat kita terlelap. Ada beberapa proses penting yang hanya bisa terjadi ketika kita tidur:

  1. Konsolidasi Memori
    Otak memindahkan informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Proses ini memastikan kita bisa mengingat pelajaran, pengalaman, dan keterampilan baru.
  2. Pembersihan Racun
    Saat tidur, sistem limfatik otak bekerja ekstra untuk membuang sisa metabolisme, termasuk beta-amyloid, protein yang jika menumpuk dapat memicu Alzheimer.
  3. Perbaikan Koneksi Saraf
    Selama tidur, otak memperbaiki sinaps (penghubung antar-sel saraf) yang rusak dan memperkuat koneksi baru.

“Kurang tidur ibarat membiarkan otak kotor. Racun yang seharusnya dibersihkan malah menumpuk, dan ini akan merusak fungsi otak secara perlahan,” kata Walker.

Dampak Tidur Larut Malam pada Fungsi Otak

Tidur larut malam sering kali berujung pada durasi tidur yang kurang. Jika ini terjadi terus-menerus, efeknya bisa sangat serius:

  1. Gangguan Memori
    Tidur terlalu larut mengganggu fase tidur nyenyak (deep sleep) yang penting untuk menyimpan memori. Kita jadi lebih mudah lupa dan sulit belajar hal baru.
  2. Sulit Berkonsentrasi
    Bagian otak yang bernama prefrontal cortex, yang bertanggung jawab untuk fokus dan pengambilan Keputusan tidak bekerja optimal saat kurang tidur.
  3. Perubahan Suasana Hati
    Kurang tidur membuat otak lebih reaktif terhadap emosi negatif, meningkatkan risiko stres, cemas, dan depresi.
  4. Kelelahan Kognitif (Cognitive Fatigue)
    Jika berlangsung lama, kebiasaan ini bisa menyebabkan brain rot,  otak kehilangan ketajaman berpikir dan kemampuan analisis.

Walker bahkan menyebut bahwa hanya dengan tidur 4–5 jam per malam selama satu minggu, fungsi otak bisa turun drastis.

“Kurang tidur satu malam saja dapat mengurangi kemampuan mempelajari hal baru hingga 40%,” ungkapnya.

Risiko Jangka Panjang: Penyakit Neurodegeneratif

Kebiasaan tidur larut malam yang kronis berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit otak degeneratif. Alasannya adalah akumulasi protein beracun di otak.

  • Beta-amyloid: Protein yang menumpuk di otak penderita Alzheimer. Normalnya dibersihkan saat kita tidur nyenyak.
  • Protein tau: Penumpukan protein ini juga memengaruhi komunikasi antar-neuron.

Dr. Walker menjelaskan bahwa tidur adalah mekanisme mencuci otak. Tanpa tidur yang cukup, pembersihan ini tidak berjalan sempurna. Akibatnya, racun tetap menumpuk dan mempercepat kerusakan otak.

“Orang yang tidur kurang dari 6 jam per malam dalam jangka panjang memiliki risiko lebih tinggi terkena Alzheimer,” tegas Walker.

Berapa Lama Tidur yang Ideal?

Menurut National Sleep Foundation dan ditegaskan oleh Dr. Walker, orang dewasa sebaiknya tidur antara 7–9 jam per malam. Kualitas tidur juga penting yakni tidur nyenyak lebih bermanfaat dibanding tidur terputus-putus.

“Tidur bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan biologis yang sama pentingnya dengan makan atau bernapas,” tegas Dr. Walker.