Benarkah PMS Bisa Merusak Hubungan? Ini Fakta Emosional yang Jarang Dibicarakan
- Freepik
Penurunan serotonin dapat menyebabkan perasaan sedih, cemas, mudah tersinggung, atau marah tanpa sebab yang jelas. Inilah alasan mengapa seorang perempuan bisa merasa sangat sensitif terhadap ucapan atau sikap pasangan, bahkan terhadap hal-hal kecil yang biasanya tidak mengganggu. Reaksi ini bukan karena mereka sengaja mencari masalah, melainkan karena tubuh dan pikirannya sedang berada dalam kondisi tidak seimbang.
Saat Emosi Menjadi Tembok Dalam Komunikasi
Salah satu dampak paling nyata dari PMS dalam hubungan adalah terganggunya komunikasi. Perempuan yang sedang mengalami PMS mungkin lebih cenderung menarik diri atau, sebaliknya, menjadi lebih reaktif. Sementara pasangan—terutama jika laki-laki—sering kali tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi, sehingga merespons dengan defensif atau menghindar. Pola ini bisa menimbulkan salah paham yang berulang, yang jika tidak dikelola, dapat merusak kualitas hubungan secara perlahan.
Misalnya, komentar sederhana seperti "kamu terlalu sensitif" atau "jangan lebay" bisa terasa sangat menyakitkan bagi seseorang yang sedang dalam fase PMS. Kalimat-kalimat semacam ini, meskipun tidak bermaksud menyakiti, justru memperburuk kondisi emosional dan memperbesar jarak emosional antara pasangan.