Teknologi Bedah Robotik Da Vinci Xi Hadir di Indonesia, Terobosan Canggih Dunia Kesehatan
- Siloam Hospital
Lifestyle –Dunia kesehatan Indonesia kembali mencatatkan langkah maju dengan kehadiran teknologi bedah robotik Da Vinci Xi, yang dikembangkan oleh Intuitive Surgical, perusahaan teknologi medis terkemuka asal Amerika Serikat. Sebagai pionir dalam sistem pembedahan robotik, Intuitive Surgical telah menghadirkan sistem Da Vinci yang telah digunakan dalam jutaan prosedur di berbagai negara selama lebih dari dua dekade. Generasi terbaru, Da Vinci Xi, menawarkan fleksibilitas dan akurasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan pendahulunya, menjadikannya terobosan penting dalam operasi bercomplexitas tinggi.
Sistem Da Vinci Xi memungkinkan dokter untuk melakukan prosedur bedah dengan tingkat presisi yang sulit dicapai melalui teknik konvensional. Teknologi ini dioperasikan melalui konsol canggih yang mengendalikan lengan robotik secara real-time, memberikan kestabilan dan ketepatan gerakan yang luar biasa.
Da Vinci Xi
- VIVA/Rizkya Fajarani Bahar
Di Indonesia, Siloam Hospitals menjadi salah satu pelopor dalam penerapan teknologi ini. Tim dokter Siloam yang telah menjalani pelatihan khusus dan mendapatkan sertifikasi internasional mampu memanfaatkan sistem ini untuk berbagai jenis operasi kompleks, termasuk di bidang urologi, ginekologi, dan bedah saluran cerna.
"Kami percaya bahwa teknologi hanyalah satu bagian dari solusi. Kunci keberhasilan terletak pada kesiapan dan kompetensi sumber daya manusianya. Karena itu, kami tidak hanya membawa teknologi terbaik ke Indonesia, tetapi juga memastikan bahwa setiap dokter dan tenaga medis kami mendapatkan pelatihan dan dukungan penuh untuk memberikan layanan yang unggul dan berfokus pada pasien," kata Presiden Direktur Siloam Hospitals Group, David Utama, dalam acara Grand Launching The First Da Vinci Xi in Indonesia, di Jakarta, Rabu 16 Juli 2025.
Manfaat utama teknologi Da Vinci Xi bagi pasien adalah pengurangan rasa nyeri pascaoperasi, risiko komplikasi yang lebih rendah, serta waktu pemulihan yang jauh lebih cepat. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup pasien, tetapi juga mempercepat proses rehabilitasi mereka kembali ke aktivitas sehari-hari. Prosedur bedah minim invasi yang ditawarkan oleh sistem ini memungkinkan sayatan yang lebih kecil dibandingkan metode tradisional, sehingga mengurangi trauma jaringan dan mempercepat penyembuhan.
Meski demikian, Indonesia masih tertinggal dalam adopsi teknologi bedah robotik. Dibandingkan dengan negara tetangga, Indonesia tertinggal lebih dari 20 tahun dari Singapura, 9 tahun dari Thailand, dan 3 tahun dari Malaysia dalam penggunaan sistem seperti Da Vinci.
Untuk mengejar ketertinggalan ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat implementasi teknologi bedah robotik di Tanah Air.
"Pertama, kami sudah membentuk komite robotik. Kedua, robotik ini perlu peningkatan dari dokter bedah biasa ke laparoskopi dulu," kata Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
Keberhasilan penerapan teknologi ini tidak hanya bergantung pada perangkat canggih, tetapi juga pada kualitas sumber daya manusia (SDM). Siloam Hospitals, misalnya, telah menginvestasikan waktu dan sumber daya untuk melatih dokter bedah dan tenaga kesehatan pendukung, seperti perawat, melalui serangkaian pelatihan intensif dan proses kredensial.
Langkah ini memastikan bahwa setiap prosedur yang dilakukan dengan Da Vinci Xi memenuhi standar keselamatan dan kualitas internasional.
Penggunaan teknologi bedah robotik seperti Da Vinci Xi juga sejalan dengan visi pemerintah untuk mentransformasi sektor kesehatan melalui digitalisasi dan inovasi. Selain meningkatkan efektivitas prosedur medis, teknologi ini juga berpotensi menekan biaya jangka panjang dengan mengurangi durasi rawat inap dan risiko komplikasi.
Namun, tantangan seperti biaya investasi awal yang tinggi dan kebutuhan pelatihan berkelanjutan masih menjadi hambatan yang perlu diatasi.
Ke depan, diharapkan semakin banyak rumah sakit di Indonesia yang mengadopsi teknologi serupa, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Dengan dukungan pemerintah dan komitmen pelaku industri kesehatan, Indonesia berpeluang mengejar ketertinggalan dan menjadi salah satu pusat layanan kesehatan berteknologi tinggi di kawasan Asia Tenggara.