Dulu Bilang Nggak Mau, Sekarang Minta? Kenapa Kita Sering Menjilat Ludah Sendiri

Ilustrasi jilat ludah sendiri
Sumber :
  • iStock

Kita semua hidup dalam dunia yang terus berubah. Apa yang kita yakini benar hari ini bisa terlihat keliru ketika informasi baru muncul. Misalnya, dulu seseorang menolak bekerja di kantor karena ingin jadi freelancer, tapi setelah menjalani hidup serba tidak pasti, ia menyadari bahwa stabilitas adalah kebutuhan yang nyata.

“Mengubah pikiran atau keputusan berdasarkan data baru justru tanda fleksibilitas kognitif,” ujar Dr. Jarrett.

Artinya, kemampuan seseorang untuk memperbarui cara berpikirnya merupakan ciri orang yang terbuka dan siap berkembang.

2. Keputusan Emosional yang Tidak Rasional

Kadang-kadang, keputusan yang kita buat lahir dari emosi sesaat seperti  marah, kecewa, atau bahkan euforia. Misalnya, bilang “nggak mau lihat muka dia lagi” saat putus cinta, tapi beberapa minggu kemudian malah rindu dan kembali bersama.

Emosi bersifat fluktuatif. Ketika sudah mereda, logika kembali mengambil alih dan kita bisa menilai ulang keputusan sebelumnya. Ini bukan bentuk kelemahan, tapi bagian dari proses menyesuaikan diri secara emosional.

3. Tekanan Sosial dan Keinginan Diterima