Diam-diam Berbahaya, Ini Gejala Penyakit Prostat yang Sering Dianggap Remeh!
- Freepik
Lifestyle –Masalah prostat kerap kali dianggap wajar oleh banyak pria, terutama yang sudah memasuki usia 50 tahun ke atas.
Padahal, gejala awal dari gangguan prostat seperti pembesaran prostat jinak atau Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) bisa berdampak serius jika tidak ditangani dengan tepat.
Prostat sendiri adalah kelenjar kecil yang berada di bawah kandung kemih pria. Fungsinya penting, yaitu membantu memproduksi cairan semen. Seiring bertambahnya usia, prostat bisa mengalami pembesaran dan menekan saluran kencing (uretra), sehingga menyebabkan gangguan saat buang air kecil.
Menurut dr. Nugroho Purnomo, Sp.U, Subsp. Onk (K), Dokter Spesialis Urologi dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, gejala awal pembesaran prostat sering kali tidak disadari sebagai gangguan medis.
"Gejala awalnya memang sering dianggap sepele. Misalnya, sering terbangun malam karena ingin buang air kecil, aliran urine yang lemah atau tersendat,” ucap dr. Nugroho di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Selasa, 8 Juli 2025.
Tak hanya itu, pria dengan pembesaran prostat juga bisa mengalami sensasi tidak tuntas setelah buang air kecil, harus mengejan agar urine keluar, hingga anyang-anyangan atau rasa tidak nyaman saat berkemih.
"Sayangnya, banyak pria menganggap ini hal biasa karena faktor usia. Padahal bila dibiarkan, gejala BPH bisa berkembang dan menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi saluran kemih, batu kandung kemih, bahkan kerusakan ginjal,” ucapnya.
Sebagai langkah inovatif, RS Mitra Keluarga Kelapa Gading menghadirkan ReZUM, teknologi pengobatan pembesaran prostat. Teknologi ini hadir sebagai alternatif dari operasi terbuka atau pengobatan jangka panjang dengan obat-obatan.
ReZUM bekerja dengan menyuntikkan uap panas langsung ke jaringan prostat yang membesar. Panas dari uap tersebut membantu mengecilkan jaringan tanpa perlu sayatan atau operasi terbuka.
"Selama bertahun-tahun kami mengobati BPH dengan obat-obatan dan pembedahan. Tapi tidak semua pasien cocok atau siap menjalani operasi. Dengan ReZUM, kami punya pilihan baru yang cepat, efektif, dan aman,” terang dr. Nugroho.
Tak hanya itu, teknologi ReZUM memiliki berbagai keunggulan, waktu prosedur singkat, hanya 10–15 menit, tidak membutuhkan sayatan (non-bedah), pasien bisa langsung pulang di hari yang sama (rawat jalan), efek samping minimal, fungsi seksual tetap terjaga, perbaikan gejala mulai terasa dalam 2–4 minggu
“Pasien bisa langsung kembali bekerja, olahraga, bahkan liburan. Itu nilai tambah yang besar,” tutup dr. Nugroho.